BI Siap Jaga Rupiah di Rp 16.500 per Dolar AS pada 2025, Begini Caranya


Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan komitmennya untuk menjaga nilai tukar rupiah di kisaran Rp16.100 - Rp16.500 per dolar Amerika Serikat (AS) pada 2025.
Hal ini didukung oleh komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, serta prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik.
Selain itu, didukung aliran masuk modal asing yang berlanjut ke negara berkembang, termasuk Indonesia dan juga didorong prospek rupiah tersebut,” ujar Perry dalam Rapat Kerja Badan Anggaran DPR dengan Menteri Keuangan Menteri PPN/Kepala Bappenas, dan Gubernur BI di Jakarta, Selasa (1/7).
Pada 2026, ia memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada dalam tren menguat di kisaran Rp16.000- Rp16.500 per dolar AS. Penguatan itu sejalan
dengan prospek Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2026 yang mendukung ketahanan eksternal.
Menurut Perry, pengutan rupiah juga ditopang oleh aliran modal asing masuk yang sejalan dengan prospek perekonomian Indonesia dan imbal hasil investasi yang menarik.
“Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah yang ditempuh Bank Indonesia juga mendukung prakiraan tersebut,” ujar Perry.
BI Intervensi Pasar
BI akan terus memperkuat respons kebijakan stabilisasi nilai tukar, termasuk intervensi terukur di pasar off- shore Non-Deliverable Forward (NDF) dan strategi triple intervention pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Selain itu, seluruh instrumen moneter juga terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
“Untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah,” ujar Perry.
Perry memperkirakan rata-rata nilai tukar rupiah masih sejalan dengan asumsi pada Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026, meskipun berada di batas bawah kisaran Rp16.500-Rp16.900 per dolar AS.
Meskipun secara fundamental sejumlah faktor akan memperkuat rupiah, ia tetap mengingatkan tingginya ketidakpastian ekonomi global termasuk dinamika kebijakan tarif AS dan ketegangan geopolitik dunia masih dapat berpengaruh pula terhadap prospek nilai tukar rupiah ke depan.