Jumlah Pekerja Formal Stagnan, Prasasti Ungkap PR Besar Pemerintah

Rahayu Subekti
30 Juni 2025, 17:26
prasasti, tenaga kerja, ketenagakerjaan
ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/rwa.
Pencari kerja mencari informasi lowongan saat bursa kerja di Kota Tangerang, Banten, Kamis (26/6/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Prasasti Center for Policy Studies alias Prasasti menyebut pemerintah punya banyak pekerjaan rumah untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Penanaman modal akan sangat berdampak kepada peningkatan lapangan kerja di Indonesia.

“Investasi tentunya mendorong industrialisasi yang lebih cepat, meningkatkan produktivitas dalam negeri,” kata Research Director Prasasti Gundy Cahyadi dalam acara Peluncuran Prasasti Center for Policy Studies di Jakarta, Senin (30/6).

Selain itu, ia menyebut investasi juga akan meningkatkan suplai pekerjaan formal di Indonesia. Tidak itu, kualitas pekerjaan yang tersedia juga ikut terdongkrak.

“Investasi dapat menimbulkan atau menghasilkan pekerjaan baru untuk masyarakat Indonesia sepenuhnya,” ucapnya.

Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia memiliki pertumbuhan investasi yang luar biasa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik alias BPS, investasi pada 2014 hanya mencapai Rp 463 triliun. Lalu, angka ini terus meningkat setiap tahunnya hingga 2024 menyentuh Rp 1.714 triliun.

Namun, Gundy mengatakan saat ini RI membutuhkan investasi yang jauh lebih banyak dibanding 10 tahun lalu. Khususnya jika ingin mendapatkan lapangan pekerjaan sebanyak pada 2014.

Ia menjelaskan, 10 tahun lalu, RI membutuhkan pertumbuhan ekonomi 1% untuk bisa membawa 400 ribu pekerjaan baru. Namun sekarang dengan angka tersebut ekonomi hanya menghasilkan 150 ribu pekerjaan baru.

“Rasio investasi terhadap lapangan pekerjaan menurun seiring berjalannya waktu,” kata Gundy.  

Pekerja Formal Stagnan

Ia juga menyoroti jumlah pekerja formal dalam kondisi saat ini. BPS mencatat dengan investasi Rp 463 triliun pada 2014, jumlah tenaga kerja karyawan formal mencapai 46% dan pekerja informal mencapai 54%.

Namun pada 2024 dengan jumlah investasi sebesar Rp 1.714 triliun, karyawan formal hanya 42% dan pekerja nonformalnya melesat menjadi 58%.

“Pekerjaan formal terlihat stagnan di sekitar 42% hingga 49%. Yang meningkat dalam 10 tahun terakhir sebenarnya pekerjaan nonformal,” ujar Gundy.

Dengan adanya pertumbuhan penanaman modal maka pemerintah perlu mengetahui cara agar dapat meningkatkan kualitas pekerjaan. Hal ini bisa didapatkan dengan adanya investasi-investasi baru.

Tantangan Menciptakan Lapangan Pekerjaan Formal

Di tengah minimnya lapangan pekerjaan formal, Gundy menyebut Indonesia memerlukan kebijakan yang konkret untuk menjawab tantangan ketenagakerjaan.

Tantangan pertama yakni adanya 3 juta-4 juta pendatang baru setiap tahunnya untuk mencari pekerjaan formal. “Bagaimana caranya menciptakan ekosistem, lapangan pekerjaan ini bisa tercipta, bukan hanya di kota saja,” kata Gundy.

Tantangan kedua, pertumbuhan populasi tanpa jaminan. Dengan pertumbuhan populasi di Indonesia yang masih positit saat ini belum ada kepastian menyiapkan pekerja berkualitas.

Lalu tantangan ketiga adalah ketidaksediaan keterampilan. "Pekerja harus mempunyai keterampilan yang sesuai dengan apa yang diminati oleh industri dan pelaku bisnis saat ini,” ujar Gundy.

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...