Rupiah Diramal Perkasa di Tengah Sentimen Kesepakatan Dagang AS-Cina


Sejumlah analis memproyeksikan rupiah akan menguat terhadap dolar AS pada awal pekan ini. Pengamat mata uang Ariston Tjendra mengatakan, proyeksi ini seiring kabar baik dari Amerika Serikat dan Cina.
“Berita soal tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan Cina pada Kamis pekan lalu memberikan sentimen positif ke pasar,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (30/6).
Namun, menurut dia, isu persetujuan anggaran AS juga bisa menjadi tekanan bagi dolar AS. Hal ini dikarenakan perdebatan keras di DPR biasanya membuat anggaran tertunda. Anggaran ini juga menambah utang AS sebesar US$ 3,3 triliun.
Di sisi lain, Ariston menyebut, pasar juga masih menanggapi positif meredanya ketegangan di Timur Tengah. Hal ini dengan adanya gencatan senjata antara Israel dan Iran yang dimediasi oleh AS.
“Hari ini rupiah berpotensi menguat ke arah 16.150 per dolar AS hingga 16.120 per dolar AS,” ujar Ariston.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka melemah 8 poin ke level Rp 16.202 per dolar AS. Rupiah semakin melemah ke level 16.208 hingga perdagangan pukul 09.22 WIB.
Analis Doo Financial Future Lukman Leong juga memproyeksikan rupiah menguat hari ini seiring dolar yang melemah.
“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang tertekan oleh kekhawatiran seputar tarif setelah AS menghentikan upaya perundingan tarif dengan Kanada,” kata Lukman.
Lukman memproyeksikan rupiah hari ini berada di level 16.150 per dolar AS hingga 16.250 per dolar AS.