AS Kejar 12 Kesepakatan Tarif Sebelum September, Negosiasi ke Cina Makin Intens


Pemerintah Amerika Serikat menargetkan bisa merampungkan sejumlah kesepakatan dagang dengan negara-negara mitra utama sebelum libur nasional Labor Day pada 1 September 2025. Menteri Keuangan AS Scott Bessent optimistis sebagian besar negosiasi bisa selesai tepat waktu.
“Kami sedang didekati banyak negara dengan tawaran yang sangat baik,” kata Bessent dalam wawancara dengan Fox Business Network, Jumat (28/6).
Ia menyebutkan, jika 10 hingga 12 dari 18 mitra dagang utama berhasil diajak sepakat, sisa negosiasi dengan negara lainnya bisa diselesaikan sebelum perayaan Labor Day.
Bessent juga mengonfirmasi bahwa AS dan Cina telah mencapai kesepakatan baru terkait pengiriman mineral langka dan magnet dari Cina ke AS. Komoditas tersebut sangat dibutuhkan industri otomotif, kedirgantaraan, semikonduktor, hingga pertahanan AS.
“Saya yakin sekarang, seperti yang disepakati, pengiriman komoditas magnet akan kembali lancar ke AS,” kata Bessent. Meski ia tidak membeberkan detail perjanjian terbaru itu.
Sebelumnya, Cina sempat menghentikan ekspor mineral penting tersebut sebagai bentuk balasan atas tarif baru yang diberlakukan AS. Kebijakan itu sempat mengacaukan rantai pasok global.
Namun, setelah serangkaian pertemuan, termasuk antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping, kedua negara sepakat melanjutkan pengiriman.
Tarif AS Bisa Diperpanjang atau Dipercepat
Trump juga memberi sinyal bahwa tenggat waktu penerapan tarif baru pada 9 Juli bisa fleksibel.
“Saya bisa perpanjang, atau malah saya persingkat. Kalau saya mau, saya tinggal kirim surat ke semua negara: selamat, Anda kena tarif 25%,” kata Trump di Gedung Putih.
Saat ini, negosiasi AS dengan India dan Uni Eropa juga terus berlangsung. Delegasi dari India kembali ke Washington untuk mencoba merampungkan kesepakatan terbatas sebelum 9 Juli.
Namun, masih ada perbedaan pendapat terkait tarif impor AS atas suku cadang otomotif, baja, dan produk pertanian.
“Kami ingin kesepakatan besar yang bisa menghapus hambatan dagang dengan India. Saya belum yakin itu bisa terwujud, tapi kami sudah sepakat untuk melanjutkan pembicaraan," kata Trump.
Ketidakpastian Tarif Mulai Ganggu Ekonomi AS
Di tengah optimisme pemerintah, data ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Konsumsi masyarakat pada Mei tercatat turun, setelah sebelumnya sempat melonjak akibat aksi beli barang secara besar-besaran sebelum tarif diberlakukan.
Namun, data ini justru mendorong ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) bisa kembali memangkas suku bunga pada Juli. Pasar saham AS pun sempat menyentuh rekor tertinggi.
Ekonom Wall Street yang sebelumnya skeptis terhadap strategi Trump kini mulai mengubah pandangan. “Apakah Trump berhasil mengecoh semua pihak soal tarif?” tulis Torsten Slok, Kepala Ekonom Apollo Global Management, dalam blognya.
Menurut dia, memperpanjang tenggat waktu tarif setahun ke depan bisa memberi waktu adaptasi bagi dunia usaha, sekaligus meredam ketidakpastian ekonomi global.