Bos The Fed Jerome Powell Terancam Dipecat, Trump Sudah Kantongi Nama Pengganti


Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dirinya sudah memiliki tiga atau empat nama calon pengganti Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell, yang masa jabatannya akan berakhir pada Mei 2026.
“Saya sudah punya tiga atau empat orang dalam pikiran,” kata Trump dalam konferensi pers di Den Haag, Belanda saat menghadiri KTT NATO dikutip dari Bloomberg, Kamis (26/7).
Trump kembali melontarkan kritik tajam terhadap Powell. “Masa jabatannya akan segera habis, untung saja, karena menurut saya dia sangat buruk,” ujar Trump.
Dia belum menyebut nama pasti siapa yang akan menggantikan Powell, maupun kapan keputusan itu akan diumumkan.
Trump sebelumnya mengatakan, ia tengah mempertimbangkan nama-nama calon pengganti Powell dan akan mengumumkannya dalam waktu dekat. “Nama-nama akan keluar segera,” ujar Trump pada awal bulan ini.
Menurut sumber yang mengetahui hal ini, beberapa pendukung Trump dikabarkan akan menggantikan Powell. Salah satunya adalah Menteri Keuangan Scott Bessent.
Namun, seorang pejabat senior membantah spekulasi tersebut. Trump juga pernah memuji mantan Gubernur The Fed Kevin Warsh dengan mengatakan ia “sangat dihormati”.
Trump Desak Suku Bunga Dipangkas 2,5%
Trump juga terus mengkritik Powell karena mempertahankan suku bunga pada level saat ini, bahkan menyebut Powell sebagai “orang yang sangat bodoh”.
Dia menganggap keputusan The Fed untuk menahan suku bunga telah membuat biaya pinjaman pemerintah AS tetap tinggi. Trump menginginkan pemangkasan suku bunga sebesar 2,5 poin persentase.
The Fed pekan lalu memutuskan mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25% hingga 4,5%, level yang sudah berlaku sejak awal tahun. Mayoritas pembuat kebijakan memperkirakan penurunan suku bunga sekitar 0,5 poin persentase dapat dilakukan sebelum akhir tahun ini.
Powell telah menjadi sasaran kemarahan Trump selama berbulan-bulan. Trump bahkan menjuluki Powell dengan sebutan “Terlalu Lambat” dan berulang kali melontarkan ancaman akan memecatnya, meski di lain kesempatan Trump mengatakan tidak berniat melakukan hal itu. Ancaman serupa kembali dilontarkan Trump di media sosial pekan lalu.
“Bagaimanapun juga, masa jabatannya segera berakhir!” tulis Trump dalam unggahannya.
Powell Tegaskan Fed Tak Akan Gegabah
Pernyataan Trump muncul sehari setelah Powell bersaksi di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS, membela kebijakan bank sentral dan menegaskan The Fed tidak akan gegabah mengubah kebijakan sebelum melihat dampak penuh dari agenda ekonomi Trump, khususnya tarif perdagangan terhadap inflasi.
Dalam sesi kedua testimoninya di hadapan Komite Perbankan Senat AS, Powell mengakui The Fed masih berupaya memahami dampak tarif terhadap harga konsumen.
“Pertanyaannya adalah, siapa yang akan menanggung beban tarif? Seberapa besar dampaknya terhadap inflasi? Sejujurnya, sangat sulit memprediksi hal itu sejak awal,” ujar Powell.
Beberapa Pejabat The Fed Terbuka untuk Pemangkasan Suku Bunga
Dua Gubernur The Fed Christopher Waller dan Michelle Bowman menyatakan bahwa mereka terbuka untuk kemungkinan pemangkasan suku bunga secepatnya pada Juli, asalkan inflasi tetap terkendali.
Namun sebagian besar senator Partai Republik memilih untuk tidak mengikuti permintaan Trump agar “menghajar orang keras kepala dan bodoh ini”, sebagaimana yang disampaikan presiden melalui media sosial.
Namun, Senator Republik Bernie Moreno dari Ohio menjadi pengecualian. “Kami terpilih oleh jutaan pemilih. Anda dipilih oleh satu orang, dan dia tidak menginginkan Anda di posisi itu,” kata Moreno, merujuk pada Trump yang menunjuk Powell sebagai Ketua The Fed pada 2017.
“Anda telah membebani pemerintah sebesar US$400 miliar per tahun hanya karena menolak menurunkan suku bunga,” katanya. Trump belakangan semakin vokal menyoroti tingginya biaya bunga pemerintah AS dalam membayar utang nasional.
Selain itu, Trump terus mengubah kebijakan tarifnya dan tengah mengupayakan kesepakatan perdagangan dengan sejumlah mitra sebelum tenggat waktu 9 Juli guna mengurangi bea masuk yang lebih tinggi.