Bongkar Kekuatan Dana Militer Iran Vs Israel, Siapa Lebih Besar?

Rahayu Subekti
20 Juni 2025, 11:41
Israel
X/@anesmansory
Israel telah melancarkan “serangan pendahuluan” terhadap Iran pada Jumat (13/6) dini hari. Pejabat militer Israel menyebut serangan tersebut menargetkan program nuklir dan kemampuan rudal jarak jauh Iran.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Eskalasi konflik antara Israel dan Iran terus berlanjut sejak pecahnya serangan pada 13 Juni 2025. Hingga Kamis (19/6), serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 240 orang, sementara serangan balasan dari Iran menewaskan sekitar 24 orang.

Namun di balik aksi militer yang intens, muncul pertanyaan besar tentang kemampuan kedua negara membiayai perang ini. Sampai kapan konflik yang mahal ini bisa mereka pertahankan?

Israel Hadapi Perang Termahal dalam Sejarahnya

Israel saat ini menghadapi salah satu periode paling mahal dalam sejarah militernya. Mengutip Al Jazeera (19/6), surat kabar Israel Calcalist melaporkan bahwa total biaya perang di Gaza sejak Oktober 2023 hingga akhir 2024 telah menyentuh 250 miliar shekel atau setara US$ 67,5 miliar.

Kini, dengan perang yang baru berlangsung melawan Iran, beban anggaran dipastikan meningkat. Ynet News mengutip mantan Penasihat Keuangan Kepala Staf Militer Israel yang memperkirakan bahwa hanya dalam dua hari pertama konflik dengan Iran, Israel telah menghabiskan 5,5 miliar shekel atau US$ 1,45 miliar.

Tak hanya itu, anggaran pertahanan Israel juga melonjak tajam. Dari 60 miliar shekel (US$ 17 miliar) pada 2023, meningkat menjadi 99 miliar shekel (US$ 28 miliar) pada 2024. Angka ini diperkirakan kembali naik menjadi 118 miliar shekel (US$ 34 miliar) pada 2025.

Dampak ekonomi langsung juga tak bisa dihindari. Mengutip Financial Express (17/6), mantan Kepala Pertahanan Israel menyebut konflik ini menyebabkan kerugian ekonomi sekitar US$ 725 juta per hari.

Akibat tekanan anggaran ini, Kementerian Keuangan Israel menetapkan batas defisit fiskal sebesar 4,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tahun 2025, atau sekitar 105 miliar shekel (US$ 27,6 miliar).

Kondisi ini membuat pemerintah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Israel pada 2025 dari 4,3% menjadi 3,6%.

Iran Bertahan dengan Anggaran Terbatas dan Ekspor Turun

Di sisi lain, Iran menghadapi tantangan keuangan yang tidak kalah berat. Analis TS Lombard Hamzeh Al Gaaod memperkirakan anggaran militer Iran hanya sekitar 3%–5% dari PDB, atau setara US$ 12 miliar.

Meski Iran memiliki US$ 33 miliar cadangan devisa, Al Gaaod menilai ini bukan jaminan kekuatan jangka panjang. “Cadangan devisa untuk konflik militer jangka pendek memiliki risiko yang akan melumpuhkan Iran dalam jangka panjang,” ujarnya.

Kondisi sosial Iran mulai terpengaruh akibat perang. “Kami telah melihat sentimen unjuk rasa dalam beberapa hari terakhir. Namun, jika Iran mengalami lebih banyak serangan dan evakuasi warga sipil, hal itu dapat dengan mudah berakhir,” kata.

Iran juga menghadapi tekanan di sektor ekspor energi. Menurut firma analitik Kpler, ekspor minyak mentah dan kondensat Iran turun drastis menjadi hanya 102 ribu barel per hari (bpd), atau jauh di bawah rata-rata tahunannya sebesar 242 ribu bpd.

Bahkan, pengiriman dari Pulau Kharg, pelabuhan utama ekspor Iran yang menyumbang lebih dari 90% pengiriman, terhenti total. Data pelacakan satelit LSEG menunjukkan tidak ada kapal tanker yang berlabuh di sana sejak Senin (16/6).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...