Rupiah Terancam Melemah di Tengah Memanasnya Konflik Israel-Iran

Ferrika Lukmana Sari
16 Juni 2025, 09:21
rupiah
ANTARA FOTO/Olha Mulalinda/YU
Wisatawan menunjukan uang rupiah pecahan 100 ribu dengan latar belakang gugusan pulau terlihat dari puncak Piaynemo Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, Minggu (8/6/2025). Piaynemo yang merupakan spot pariwisata unggulan Raja Ampat dan menyuguhkan pemandangan gugusan pulau serta laut yang biru tersebut dipastikan tidak terdampak terhadap penambangan nikel di Pulau Gag.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah diprediksi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Hal ini didorong oleh sentimen negatif global dan tekanan domestik.

Ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran menjadi perhatian utama pelaku pasar, karena memicu gelombang risk-off atau penghindaran terhadap aset berisiko seperti rupiah.

Pada pukul 08.33 WIB, rupiah tercatat melemah menjadi Rp16.303 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, Level ini turun 61 poin atau 0,38% dibandingkan penutupan sebelumnya.

"Awal pekan ini, konflik di Timur Tengah akan menjadi sentimen negatif untuk rupiah. Pasar khawatir kalau perang Israel-Iran akan semakin membesar," ujar pengamat mata uang Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Senin (16/6).

Ariston menyoroti kekhawatiran pasar yang tercermin dari naiknya harga aset aman seperti emas. "Harga emas Loco London terus naik, menunjukkan pelarian investor ke aset safe haven," kata Ariston.

Meski begitu, Ariston mencatat bahwa indeks dolar AS belum menunjukkan penguatan signifikan. Indeks dolar AS masih mengalami tekanan dan berkonsolidasi di kisaran 98–99.

Hal ini disebabkan inflasi konsumen AS dirilis lebih rendah dari ekspektasi pasar dan ekonomi AS mendapat tekanan dari kebijakan tarif yang ditetapkan oleh Presiden Donald Trump.

Sejalan dengan pandangan tersebut, analis Doo Financial Futures Lukman Leong juga memperkirakan pelemahan rupiah di tengah meningkatnya tensi Iran-Israel, yang memicu sentimen risk-off di pasar.

Menurut Lukman, investor cenderung menghindari aset berisiko dalam situasi geopolitik yang tidak pasti. Selain faktor eksternal, tekanan terhadap rupiah juga datang dari dalam negeri.

"Kenaikan harga minyak akibat konflik dapat membebani anggaran pemerintah. Ditambah lagi, data ekonomi domestik minggu lalu, seperti indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel lebih lemah dari perkiraan," kata Lukman.

Untuk hari ini, Ariston memproyeksikan rupiah berpotensi melemah ke arah Rp16.350 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar Rp16.280. Sementara Lukman mematok kisaran perdagangan rupiah berada di rentang Rp16.200–Rp16.350.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...