Rakyat Makin Pesimistis Dapat Lowongan Kerja di Tengah Badai PHK

Rahayu Subekti
13 Juni 2025, 16:09
lowongan kerja, badai phk, survei bi
ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/nym.
Calon pelamar mengikuti bursa kerja di salah satu hotel di Kota Bengkulu, Bengkulu, Senin (26/5/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Masyarakat makin pesimistis untuk mendapatkan lowongan kerja  alias loker. Hal ini terlihat dari hasil survei konsumen Bank Indonesia atau BI pada Mei 2025 menunjukan indeks ketersediaan lapangan kerja atau IKLK masuk ke level pesimis yakni 95,7, sedangkan zona optimistis harus berada di atas 100.

 

Dalam catatan BI, IKLK pada November 2024 berada di level 129,5 dan turun pada Desember menjadi 112,2. Penurunan IKLK terus berlanjut pada Januari 2025 menjadi 107,7 dan pada Februari merosot menjadi 106,2.

IKLK sempat sedikit membaik pada Maret 2025 menjadi 125,9 namun kembali turun pada April menjadi 123,5. Lalu kini indeks ketersediaan lapangan kerja itu terus merosot bahkan di zona pesimis di level 95,7 pada Mei 2025.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan janji kampanye Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Pasangan yang kemudian terpilih menjadi presiden dan wakil presiden ini sempat menjanjikan 19 juta lapangan pekerjaan. 

“Insya Allah akan terbuka 19 juta lapangan pekerjaan untuk generasi muda dan perempuan, lima juta di antaranya adalah green jobs," kata Gibran saat memaparkan visi dan misi dalam debat cawapres di JCC Senayan, Jakarta, pada 21 Januari 2024.

SMA dan Diploma Paling Pesimis Dapat Pekerjaan

BI mencatat, secara umum masyarakat yang pesimis terhadap ketersedian lapangan pekerjaan paling banyak bersumber dari kelompok pendidikan sekolah menengah atas atau SMA yang angkanya di level 92,0 atau turun dari bulan sebelumnya di level 95,4.

Begitu juga oleh masyarakat yang masuk kelompok akademi atau diploma, IKLK-nya berada di level 95,8 atau turun dari level sebelumnya di level 119,1.

Kelompok dengan pendidikan sarjana dan pascasarjana masih optimistis tapi levelnya terus menurun dibandingkan bulan lalu.  Angkanya 101,1 atau turun dari bulan sebelumnya di level 104,6.

Lalu kelompok pascasarjana juga masih optimistis karena IKLK masih berada di level 105,8 namun turun dari sebelumnya 133,1.

Pengangguran Naik dan Badai PHK

Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat, jumlah pengangguran di Indonesia per Februari 2025 mencapai 7,28 juta orang. Angka ini  menunjukan 4,76% dari total angkatan kerja pada periode tersebut yang mencapai 153,05 juta orang.

“Per Februari 2025 jumlah orang menganggur meningkat 83 ribu orang yang naik 1,11%,” kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (5/5).

BPS juga mencatat, dari total 145,77 juta orang yang bekerja, 96,48 juta orang adalah pekerja penuh. Jumlah ini naik 3,21 juta orang dibandingkan Februari 2024.

Sedangkan sebanyak 37,62 juta orang adalah pekerja paruh waktu dan 11,67 juta orang setengah menganggur. Jumlah pekerja paruh waktu naik 820 ribu orang, dan jumlah setengah pengangguran naik 440 ribu orang.

Di sisi lain, badai PHK masih terus berlanjut. Kementerian Ketenagakerjaan atau Kemnaker mengungkapkan jumlah pemutusan hubungan kerja atau PHK mencapai 26.455 kasus per 20 Mei 2025. Angka PHK tertinggi nomor satu di Jawa Tengah, kedua di Jakarta, dan ketiga di Riau.

“Untuk sektornya ada di pengolahan, perdagangan besar eceran, dan jasa,” kata Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI dan Jamsos) Kemnaker Indah Anggoro Putri, Selasa (20/5) dikutip Antara.

Indah mengatakan angka tersebut cenderung meningkat jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ia juga menyoroti Riau sebagai provinsi dengan kasus PHK terbanyak.

“Kenapa Riau (ikut masuk tiga besar), yang pertama, beberapa industri perdagangan juga ada yang turun, mungkin, ya. Kami belum meneliti sedalam itu (terkait) kenapa (angka PHK di) Riau tinggi," ujar Indah.

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...