Bank Dunia Perbarui Angka Kemiskinan, Hampir 70% Orang RI Kini Termasuk Miskin

Rahayu Subekti
11 Juni 2025, 11:06
angka kemiskinan Bank Dunia
ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/foc.
Warga berjalan di dekat permukiman kumuh di Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (10/6/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bank Dunia baru saja memperbarui standar penghitungan garis kemiskinan per Juni 2025. Jika dibandingkan laporan sebelumnya yang berjudul Macro Poverty Outlook April 2025, data terbaru menunjukkan angka kemiskinan Indonesia pada 2024 meningkat atau hampir 70% orang termasuk miskin.

Pada laporan April 2025, Bank Dunia mengklasifikasikan penduduk miskin di negara berpendapatan menengah atas dengan ambang batas pengeluaran US$ 6,85 purchasing power parity (PPP) atau paritas daya beli atau setara Rp 41.052 per orang per hari (kurs US$ 1 PPP 2024 Rp 5.993).

PPP merupakan perbandingan harga barang dan jasa yang sama di berbagai negara setelah nilai tukar disesuaikan. Bank Dunia menggunakan dolar Amerika Serikat bukan dengan kurs nilai tukar yang berlaku saat ini, namun paritas daya beli. 

Sementara Indonesia masuk dalam negara berpendapatan menengah atas. Maka berdasarkan dokumen terbaru Bank Dunia pada April 2025, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 60,3% atau setara 171,9 juta orang pada 2024.

Angka Kemiskinan RI Melonjak

Kini, setelah Bank Dunia merevisi standar penghitungannya, berdasarkan laporan June 2025 Update to the Poverty and Inequality Platform (PIP), angka kemiskinan RI melonjak tajam. Perubahan ini dilakukan karena organisasi tersebut merevisi PPP 2017 menjadi PPP 2021 yang dipublikasikan pada Mei 2024 oleh International Comparison Program.

Dengan adanya perubahan standar penghitungan garis kemiskinan ini, Bank Dunia menghitung garis dengan tiga line baru. Pertama, untuk tingkat kemiskinan ekstrem berubah dari US$ 2,15 menjadi US$ 3 atau Rp 17.979 per orang per hari (kurs US$ 1 PPP 2024 Rp 5.993).

Kemudian, untuk negara-negara berpendapatan menengah bawah atau lower middle income berubah dari US$ 3,65 menjadi US$ 4,20 atau setara Rp 25.170 per orang per hari. Ketiga, untuk negara-negara berpendapatan menengah atas atau upper middle income berubah dari US$ 6,85 menjadi US$ 8,30 atau setara Rp 49.741 per orang per hari.

Itu artinya, Indonesia yang sudah masuk ke dalam negara berpendapatan menengah atas, penghitungan garis kemiskinannya menjadi US$ 8,30 atau setara Rp 49.741 per orang per hari.

Negara ini masuk dalam kategori negara menengah atas karena pada 2023 gross national income alias GNI atau pendapatan nasional bruto RI mencapai US$ 4.810 atau setara Rp 73,4 juta (kurs rata-rata 2023 Rp 15.255 per dolar AS).

Klasifikasi kategori negara menengah atas menurut Bank Dunia yaitu dengan GNI berada di level US$ 4.466 atau setara Rp 68,1 juta hingga US$ 13.845 atau setara Rp 211,20 juta.

Jika mengacu pada penghitungan PPP 2021 Bank Dunia, jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 68,25%. Dengan total penduduk 2024 diperkirakan mencapai 285 juta jiwa, maka jumlah penduduk miskin mencapai 194,67 juta orang pada tahun lalu.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...