Data Pekerjaan AS Positif, Rupiah Berpotensi Loyo


Nilai tukar rupiah menguat 0,04% ke level 16.303 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Rabu (4/6). Namun, rupiah berpotensi melemah tertekan sejumlah data ekonomi AS yang baru dirilis.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memproyeksikan rupiah melemah, antara lain tertekan data lowongan pekerjaan AS yang positif. "Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang menguat setelah data pekerjaan AS Jolts yang lebih kuat dari perkiraan," kata Lukman kepada Katadata.co.id, Rabu (4/6).
Namun, Lukman memproyeksikan pelemahan rupiah akan terbatas. Hal ini karena adanya antisipasi menjelang pemberlakuan tarif baja oleh AS hari ini dan harapan akan penundaan tarif tersebut.
"Rupiah akan berada di level 16.250 per dolar AS hingga 16.350 per dolar AS," ujar Lukman.
Berdasarkan data Bloomberg , rupiah dibuka menguat pada level 16.309 per dolar AS melemah tipis 1 poin dibandingkan kemarin. Namun, rupiah bergerak menguat ke level 16.303 per dolar AS hingga pukul 09.30 WIB.
Di sisi lain, pengamat mata uang Ariston Tjendra melihat rupiah berpeluang menguat. Ini karena data ekonomi AS yang dirilis semalam muncul beragam. Data pesanan pabrik mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan data jumlah lowongan pekerjaan AS dirilis lebih bagus dari proyeksi,
"Ini menunjukkan penambahan jumlah lowongan di tengah kemerosotan ekonomi AS akibat kenaikan tarif impor," ujar Ariston.
Menurut dia, ekonomi AS samasih mengalami tekanan atau belum lepas dari kondisi tersebut. Menurutnya, hal tersebut masih akan mendorong pelemahan dolar AS.
"Apalagi isu fiskal dimana defisit akan meningkat dan utang AS akan dinaikan lagi, menambah beban ekonomi AS dan memberi tekanan ke dolar AS," kata Ariston.
Ariston memproyeksikan rupiah masih berpeluang menguat pada hari ini terhadap dolar AS. Ia memprediksi jika tidak menguat maka paling tidak masih konsolidasi di level Rp 16.200 per dolar AS hingga Rp 16.300 per dolar AS.