Pendapatan Warga Kepri Lampaui Thailand, Capai Rp 13,8 Juta per Bulan

Ferrika Lukmana Sari
26 Mei 2025, 04:45
Pendapatan
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/tom.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti memberikan keterangan usai rapat tingkat menteri di Jakarta, Jumat (14/3/2025). Rapat yang digelar tertutup tersebut membahas persiapan penanggulangan kemiskinan dan menyelesaikan kemiskinan ekstrem untuk menindaklanjuti intruksi presiden agar penanggulangan kemiskinan ekstrem hingga nol persen paling lama sampai tahun 2026.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) jauh melampaui rata-rata nasional. Bahkan melampaui pendapatan rata-rata Thailand. 

PDRB adalah nilai total barang dan jasa yang dihasilkan selama satu tahun di suatu wilayah. Jadi, PDRB per kapita adalah gambaran pendapatan atau output ekonomi rata-rata per orang dalam setahun.

“Jika rata-rata PDRB per kapita nasional sekitar US$ 5.000 dolar, Kepri telah mencapai US$ 10.174 per kapita,” ujar Amalia saat menghadiri acara di Gedung Daerah Tanjungpinang, Kepri, Sabtu (25/5).

Dengan kurs US$ Rp 16.217 per dolar, angka tersebut setara dengan sekitar Rp 165 juta per kapita per tahun, atau sekitar Rp 13,8 juta per bulan. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat rata-rata nasional yang berkisar Rp 81 juta per tahun, atau sekitar Rp 6,8 juta per bulan.

Menurut Amalia, capaian ini menempatkan Kepri sebagai salah satu provinsi dengan tingkat pendapatan per kapita tertinggi di Indonesia. Bahkan, PDRB Kepri sudah setara dengan Brasil (US$ 10.214 dolar) dan melampaui Thailand (US$ 7.810 dolar).

“Kepri bahkan telah melampaui Thailand, yang merupakan salah satu kekuatan ekonomi di kawasan Asia Tenggara,” kata Amalia.

Pertumbuhan Ekonomi Kepri Capai 5,16%

Pada triwulan I 2025, ekonomi Kepri tumbuh sebesar 5,16% secara tahunan (yoy), naik dibandingkan pertumbuhan 5,00% pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini menempatkan Kepri di peringkat ke-13 dari 38 provinsi di Indonesia.

“Salah satu kunci percepatan ekonomi Kepri adalah sektor industri pengolahan, seperti yang kita lihat di Bintan. Triwulan I, Bintan tumbuh 8,9 persen, terutama karena kontribusi sektor ini,” kata Amalia.

Ekonomi Produktif, Ditopang Industri dan Ekspor

Amalia menyoroti bahwa struktur ekonomi Kepri berbeda dengan nasional. Jika ekonomi Indonesia banyak ditopang konsumsi, maka Kepri lebih bergantung pada sektor produktif seperti industri pengolahan, ekspor, dan investasi.

“Artinya, ekonomi Kepri lebih produktif karena ditopang oleh sektor-sektor yang menghasilkan,” katanya.

Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi Kepri disumbang oleh sektor industri dan perdagangan yang berkontribusi 3,69%. Sebagai perbandingan, di tingkat nasional, sektor industri hanya menyumbang 0,93%, dan perdagangan 0,66%.

Amalia optimistis Kepri memiliki potensi besar untuk tumbuh lebih cepat, sejalan dengan arah pembangunan Presiden Prabowo Subianto, serta target dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan diturunkan ke dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Kepri.

“BPS siap mendukung Gubernur Kepri dalam merumuskan kebijakan yang mampu mengintervensi sektor-sektor strategis, dengan basis data yang lebih akurat,” katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...