Dolar Menguat dan Harga Minyak Naik Usai AS - Cina Umumkan Pangkas Tarif Dagang


Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Cina sepakat memangkas tarif dagang untuk 90 hari ke depan. Penundaan dilakukan selama proses negosiasi dagang mencapai keputusan final.
Keputusan sementara yang dicapai dalam negosiasi antara AS dan Cina yang berlangsung di Jenewa, Swiss, itu berdampak pada menguatnya nilai tukar dolar lantaran investor menyambut baik kesepakatan tersebut. Hal ini dianggap meredakan kekhawatiran soal perang dagang yang berpotensi merusak dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Merujuk laporan reuters, Greenback atau uang dolar kertas nilainya naik 1,7% terhadap mata uang safe haven, menjadi 147,835 yen dan 1,5% menjadi 0,84405 franc Swiss. Dolar, Treasury AS, dan ekuitas telah terpukul sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan penerapan tarif pada awal April lalu.
“Sekarang kondisi dolar sudah tepat untuk penyesuaian yang lebih dalam dan pemulihan yang lebih besar untuk mengejar ekuitas dan imbal hasil obligasi,” kata pakar strategi senior FX dan suku bunga di Societe Generale di London, Kenneth Broux dikutip dari Reuters, Senin (12/5).
Indeks dolar berada di level tertinggi dalam satu bulan terakhir, meskipun angkanya masih lebih rendah 2,5% dibandingkan saat pengumuman tarif resiprokal Trump pada 2 April. Selain dolar, mata uang Yuan, Cina naik ke level tertinggi sejak 11 November di 7,2001 yuan per dolar.
“Jika Cina dapat mencapai kesepakatan, maka negara-negara Asia lainnya seperti Jepang, India, dan negara-negara Asia Tenggara dapat mengikuti dan memajukan pembicaraan perdagangan mereka sendiri,” kata Ahli strategi investasi senior di Bank of East Asia, Jason Chan.
Selain dolar, harga minyak acuan dunia juga naik US$ 2 per barel usai kesepakatan Cina dan AS. Minyak mentah berjangka Brent naik US$ 2,11, atau 3,3%, menjadi US$ 64,14 per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan pada US$ 63,14 per barel, naik US$ 2,12, atau 3,47%, dari penutupan perdagangan Jumat lalu.
Kesepakatan Tarif Cina dan AS
Dalam negosiasi yang berlangsung di Jenewa tersebut, pemerintah Presiden Donald Trump disebut sepakat memotong tarif barang-barang impor dari Cina yang semula 145% menjadi 30%. Sementara itu pemerintahan Xi Jinping sepakat menurunkan tarif dari 125% menjadi 10%.
“Baik Cina maupun AS mengeluarkan pernyataan yang identik tentang penurunan tarif secara drastis satu sama lain selama 90 hari,” ujar sumber seperti dikutip dari Bloomberg Selasa (12/5).
Menteri Keuangan Amerika Serikat Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer yang hadir dalam negosiasi menyoroti diskusi yang substansial dan konstruktif untuk mencegah terjadinya eskalasi tarif yang kian agresif. Bessent disebut meyakini kedua negara sepakat untuk mencari jalan tengah.
"Kedua negara mewakili kepentingan nasional mereka dengan sangat baik. Kami berdua memiliki kepentingan dalam perdagangan yang seimbang, AS akan terus bergerak ke arah itu." ujar Bessent dalam konferensi pers bersama Jamieson Greer setelah negosiasi.
Sementara itu, tim negosiasi dari Cina dinilai masih cukup tertutup atas rencana negosiasi. Wakil Perdana Menteri Cina He Lifeng mengatakan pernyataan bersama akan dirilis di Jenewa pada Senin (12/5).
Wakil Menteri Perdagangan Li Chenggang mengatakan pernyataan itu akan berisi "kabar baik bagi dunia."
Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer menggambarkan kemajuan substansial dan juga mengatakan rinciannya akan diumumkan pada hari Senin.