Keberpihakan Pengusaha Bantu Rupiah Menguat
Merujuk kepada Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot pada Jumat (21/9) pukul 18.00 WIB berada di level Rp 14.816 per dolar Amerika Serikat (AS). Posisi ini menunjukkan penguatan 0,22% dibandingkan dengan penutupan perdagangan Kamis (20/9).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, kecenderungan penguatan kurs rupiah terpengaruh sikap pelaku usaha yang menukarkan dolarnya. Hal ini seperti yang dilakukan para pengusaha di Provinsi Jawa Timur kemarin, Kamis.
"Kemarin, pengusaha di Jawa Timur menjual valasnya ke pasar. Itu suatu upaya yang baik," katanya, di Jakarta, Jumat (21/9). (Baca juga: Pemerintah dan DPR Ubah Asumsi Kurs Rupiah 2019 Jadi 14.500 per Dolar)
Penukaran valas mencapai US$ 53 juta di Jawa Timur dilakukan Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jawa Timur. Forkas saat ini diikuti sekitar 37 asosiasi usaha sektoral yang mencakup 10.000 perusahaan.
Perry menyatakan, semakin banyak eksportir, pengusaha, dan pemilik valas menjual dolarnya ke pasar tentu menambah pasokan greenback. Tapi bank sentral tetap mengimbau agar penukaran tidak berlebihan karena suplai valas tetap harus dijaga.
(Baca juga: Rupiah Melemah, Pendapatan Bukan Pajak Nonmigas Bisa Capai Rp 30 T)
Selain dukungan dunia usaha semacam ini, BI juga menyatakan bahwa penguatan kurs rupiah lantaran tekanan dinamika ekonomi global mereda. Tensi perang dagang AS – Tiongkok juga dinilai lebih landai terindikasi dari investor global mulai mengalihkan investasi ke berbagai negara berkembang.
"Investor global melihat bahwa perang perdagangan tidak berdampak," ujar dia. Oleh karena itu, arus masuk dana asing mulai terjadi di pasar sekunder meskipun belum dalam jumlah besar.
(Baca juga: BI Pantau Imbal Hasil Surat Berharga Tenor 10 Tahun Tetap Menarik)
Kepercayaan investor domestik terhadap kebijakan bank sentral maupun pemerintah juga terbilang kuat. Investor besar di Singapura, London, dan New York lebih optimistis atas perkembangan perekonomian Indonesia.
"Indonesia dipandang punya prospek yang baik dan dibedakan dengan sejumlah negara berkembang lainnya," kata Perry.