Pidato Jokowi Dorong Penguatan Rupiah hingga Lampaui Batas Psikologis
Rupiah hari ini terus menguat hingga menembus level 13.932 per dolar Amerika di pasar spot. Nilai tukar tersebut menguat 0,54 % dibandingkan penutupan semalam, salah satunya dipicu oleh pidato visi Indonesia untuk lima tahun ke depan dari presiden terpilih periode 2019-2024, Joko Widodo. Tak hanya di pasar spot, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) rupiah perkasa di level 13.970.
Direktur Riset Center Of Reform on Economics (CORE) Pieter Abdullah Redjalam mengatakan, pidato visi Indonesia yang dibacakan Presiden Jokowi semalam memicu penguatan rupiah hari ini. "Pidato visi Jokowi ke depan menegaskan komitmen Jokowi atas perekonomian. Hal ini yang mempengaruhi rupiah hingga menguat melewati batas psikologis 14.000 per dolar," katanya kepada Katadata.co.id, dalam sambungan telepon Senin (15/7).
(Baca: Jokowi-Prabowo Bertemu, Rupiah Menguat ke Rp 13.900 per Dolar AS)
Pieter menilai pidato Jokowi menigkatkan kepercayaan investor dalam negeri. Terlebih lagi sebelumnya, Jokowi telah bertemu dengan rivalnya dalam kontestasi Pilpres 2019 yaitu Prabowo Subianto. Adanya pertemuan tersebut, dinilai Pieter telah memberikan gambaran situasi politik dan ekonomi Indonesia yang lebih baik ke depan.
Dengan kondisi pasar yang sedang membaik kini, Pieter memperkirakan rupiah hari ini tidak akan melewati batas Rp 14.000 per dolar AS. "Rupiah hari ini di kisaran menguat Rp 13.750 - Rp 14.000 per dolar US$," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, presiden terpilih 2019-2024, Joko Widodo, tadi malam menyampaikan visi Indonesia yang berisi beberapa komitmen yang akan dia fokuskan selama kepemimpinannya lima tahun ke depan.
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan Indonesia tengah dihadapkan oleh fenomena global yang dinamis, cepat, kompleks, penuh risiko, dan kejutan, sehingga sering membuat kalkulasinya terhadap kondisi perekonomian meleset.
Visi tersebut dijabarkan dalam lima poin yaitu, pertama pembangunan infrastruktur. Jokowi mengatakan bakal melanjutkan pembangunan infrastruktur dengan lebih cepat. Dia pun bermimpi ingin menyambungkan infrastruktur seperti jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara dengan kawasan-kawasan produksi rakyat seperti pertanian, perkebunan hingga tambak ikan.
Visi kedua yaitu mengenai pengembangan sumber daya manusia (SDM), di mana pembangunan SDM merupakan kunci Indonesia ke depannya. Titik dimulainya pembangunan SDM adalah dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, dan kesehatan anak-anak sekolah. Dia juga berkomitmen membentuk lembaga manajemen talenta Indonesia.
Kemudian visinya yang ketiga yaitu mengundang investasi yang seluas-luasnya dalam rangka membuka sebesar-besarnya lapangan pekerjaan. Sehingga, Jokowi ingin tidak ada lagi pihak-pihak yang alergi terhadap datangnya investasi di dalam negeri.
(Baca: Jokowi Sampaikan Lima Visi untuk Indonesia Lima Tahun ke Depan)
Lalu, visi keempat yang bakal dilakukan oleh Jokowi yaitu melanjutkan reformasi birokrasi dan struktural agar lembaga makin sederhana dan cepat memberi pelayanan. Mantan Walikota Solo ini ini bahkan tak segan menutup lembaga yang dinilai tidak bermanfaat dan bermasalah. Dia juga secara tegas mengatakan bakal mengejar pihak-pihak yang coba mempersulit birokrasi dan perizinan, hingga coba melakukan pungutan liar.
Terakhir, yang menjadi visi Indonesia lima tahun ke depan yaitu menjamin penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang fokus dan tepat sasaran. Ia menjamin setiap rupiah yang keluar dari APBN, semua harus dipastikan memiliki manfaat ekonomi, memberikan manfaat untuk rakyat serta meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat.
(Baca: Pidato Lengkap Lima Visi Presiden Terpilih 2019-2024 Jokowi)