Bappenas: Virus Corona Pangkas Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI 0,3%
Pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,3% pada tahun ini. Namun, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan, wabah virus corona menurunkan potensi pertumbuhan ekonomi 0,3%.
Alhasil, Bappenas memprediksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5% tahun ini. “Kami menghitung, virus corona berpotensi mengurangi pertumbuhan ekonomi tahun ini 0,3%," kata Kepala Bappenas Suharso saat memaparkan Rencana Kerja Pemerintah 2021 di kantornya, Jakarta, Senin (24/2).
Karena proyeksi pertumbuhan ekonomi turun akibat virus corona, sasaran pembangunan 2020-2024 kemungkinan terkoreksi. (Baca: Ekonomi Global Melambat, Kepala Bappenas Harap Trump Tak Terpilih Lagi)
Sebagaimana diketahui, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,7-6% sepanjang 2020-2024. Meski begitu, ia berharap penurunan potensi pertumbuhan ekonomi akibat pandemi itu tidak signifikan.
"Tapi kalau dua hingga tiga bulan ke depan penyebaran menurun dan pasti ada akibat lanjut,” kata Suharso. Beberapa ahli memperkirakan, setidaknya satu kegiatan ekonomi dunia tumbuh melambat dalam tujuh sampai sembilan bulan akibat wabah tersebut.
Di Indonesia, Suharso juga memperkirakan beberapa target pembangunan 2020-2024 meleset jika perekonomian melambat. Sasaran pembangunan yang dimaksud yakni tingkat kemiskinan 6-7% dan indeks pembangunan manusia di level 75,54.
Kemudian, rasio gini ditarget 0,36-0,374. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka diharapkan mencapai 3,6-4,3 dan penurunan emisi gas rumah kaca di level 27,3%.
(Baca: Dampak Corona, IMF Ramal Laju Ekonomi Tiongkok Terendah dalam 30 Tahun)
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok karena mewabahnya virus corona. IMF memprediksi ekonomi Negeri Panda hanya tumbuh 5,6% dari sebelumnya 6%.
Angka proyeksi tersebut merupakan yang terendah dalam 30 tahun terakhir. Ekonomi Tiongkok tumbuh di bawah 6% pada 1990, yakni hanya 3,9%.
Pertumbuhan ekonomi dunia juga diprediksi melambat 0,1% akibat virus corona. “Namun dampaknya (terhadap ekonomi dunia) akan kecil dan relatif pendek,” kata Georgieva dikutip dari Nikkei, Minggu (23/2).
Dikutip dari Reuters, jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona di Tiongkok mencapai 2.592 orang hingga pagi hari ini. Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok melaporkan ada tambahan 150 orang yang tewas akibat wabah itu.
(Baca: Ancam Ekonomi Global, Virus Corona akan Jadi Topik Utama Pertemuan G20)