BI Ramal Inflasi April 0,2%, Ditopang Kenaikan Harga Emas dan Bawang
Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia memperkirakan, inflasi April 2020 akan berada pada level 0,2%. Inflasi tersebut diperkirakan disumbang oleh kenaikan harga bawang merah dan harga emas perhiasan di pekan pertama bulan ini.
Secara tahunan, inflasi April diperkirakan sebesar 2,8%. Sementara secara tahun kalender sebesar 0,96%.
Secara rinci, penyumbang inflasi pada periode laporan antara lain berasal dari komoditas bawang merah dengan andil 0,08%, emas perhiasan 0,07%, jeruk 0,05% serta gula pasir 0,02%. Kemudian tahu mentah, kangkung, tempe, bayam, beras, cabai rawit, air minum kemasan dan rokok kretek filter yang masing-masing menyumbang 0,01%.
(Baca: Inflasi Maret Capai 0,1% Disumbang Kenaikan Harga Emas dan Gula)
Sementara itu, komoditas utama yang menyumbang penurunan harga yaitu cabai merah dengan andil deflasi 0,09%, daging ayam ras 0,03%, dan angkutan udara 0,01%.
Dengan demikian, BI menyatakan bahwa inflasi tahun ini masih akan sesuai target yakni 3% plus minus 1%.
BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan untuk terus memantau dinamika penyebaran virus corona, khususnya terhadap perekonomian Indonesia.
Ke depan, BI juga akan mencermati bernagai langkah koordinasi serta kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Kebijakan tersebut juga diharapkan dapat menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada Maret 2020 mencapai 0,10% secara bulanan, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya sebesar 0,28%. Inflasi disumbang kenaikan harga emas perhiasan dan bawang merah.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, inflasi secara tahun kalender mencapai 0,76 %, sedangkan secara tahunan tercatat 2,96%. Inflasi terjadi di 43 kota indeks harga konsumen, sedangkan 47 kota IHK mengalami deflasi.
(Baca: Kenaikan Inflasi Perdesaan Gerus Upah Riil Buruh Tani Februari )
"Dari angka ini, saya mengambil kesimpulan bahwa inflasi pada Maret cukup terkendali," ujar Suhariyanto dalam konferensi video, Rabu (1/4).
Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 0,64%, sedangkan terendah berada di Surabaya, Surakarta, dan Lhokseumawe sebesar 0,01%. Sementara deflasi tertiggi terjadi di Timika sebesar 1,91% dan deflasi terendah di Tangerang 0,01%.