Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi akan Turun Cukup Tajam akibat Corona
Pandemi virus corona diproyeksi menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini. Presiden Joko Widodo memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan menurun dan meleset dari target.
Dalam APBN 2020, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%. Sementara tahun lalu, ekonomi Indonesia tumbuh 5,02%.
“Kami harus bicara apa adanya, target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi cukup tajam,” kata Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna melalui video conference dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/4).
Hal ini tak hanya terjadi di Indonesia. Menurut Jokowi, negara-negara lain di dunia juga mengalami hal serupa akibat pandemi virus corona,
Berbagai lembaga internasional, seperti Bank Dunia dan IMF bahkan telah memprediksi ekonomi global tahun ini memasuk resesi. “Hitung-hitungan terakhir yang saya terima, ekonomi global bisa tumbuh negatif 2,8%, artinya ketarik hingga 6%,” kata Jokowi.
(Baca: Pandemi Corona, IMF Beri Keringanan Cicilan Utang ke 25 Negara Miskin)
Kedua lembaga tersebut sebelumnya memproyeksi ekonomi global di tahun ini akan tumbuh di kisaran 3% sebelum virus corona menyebar dengan cepat dan menjangkit seluruh dunia.
Oleh karena itu, Jokowi meminta Indonesia menyiapkan diri dengan berbagai skenario. Namun, Indonesia tak boleh bersikap pesimistis.
Indonesia harus tetap berupaya untuk mendorong pemulihan, baik di bidang kesehatan maupun ekonomi. “InsyaAllah kita bisa,” kata Jokowi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dapat turun menjadi 2,5%, bahkan 0%. Kondisi ini dapat terjadi jika Indonesia tak mampu menangani pandemi lebih dari 6 bulan dan terjadi lockdown.
(Baca: Jokowi Tetapkan Corona Bencana Nasional, BNPB Kendali Penuh Penanganan)
Hitungan penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut juga terjadi jika perdagangan internasional tumbuh di bawah 30%, serta industri penerbangan mengalami shock dan turun hingga 75%.
Skenario tersebut juga menghitung konsumsi rumah tangga, terutama konsumsi bahan pokok dan kesehatan. "Juga kemungkinan terjadinya disrupsi tenaga kerja," kata Sri Mulyani.
Bank Indonesia juga telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,2 - 4,6%. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, pemangkasan tersebut seiring tantangan persebaran virus corona bagi pertumbuhan ekonomi domestik.
"Perlambatan ini seiring penurunan prospek pertumbuhan ekspor barang Indonesia akibat perlambatan perekonomian global," kata Perry dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (19/3).