Vale Dapat Tambahan Produksi 2,2 juta Ton Nikel dari Tambang Bahodopi di Sulteng


PT Vale Indonesia mengatakan perusahaan telah mendapatkan tambahan produksi yang berasal dari persetujuan revisi rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Tambahan produksi sebanyak 2,2 juta ton nikel ini didapatkan dari Blok Bahodopi, Sulawesi Tengah.
“Jadi revisi RKAB 2025 sudah kami dapatkan 18 Juli lalu untuk menjual 2,2 juta ton biji nikel saprolite,” kata Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Vale Indonesia, Bernardus Irmanto dalam konferensi pers RUPSLB Vale, Senin (28/7).
Setelah mendapatkan persetujuan revisi RKAB, Vale langsung memulai pengapalan penjualan biji saprolite pada pekan lalu. Dia mengatakan tambahan produksi dari Blok Bahodopi ini menjadi sumber naiknya pendapatan perusahaan.
“Intinya ini fondasi positif yang sangat menjanjikan untuk kuartal ketiga dan semester II 2025,” ujarnya.
Bernardus juga mengatakan, penjualan nikel dari Bahodopi juga menandai semakin banyaknya sumber pemasukan bagi perusahaan. Dia menjelaskan, Vale sebelumnya hanya mengandalkan Blok Sorowako sebagai sumber pendapatan utama.
“Tahun kemarin kami mendapatkan punya tambahan pendapatan dari penjualan ore (bijih) nikel dari Pomalaa, kemudian baru saja Sabtu kemarin pengapalan penjualan ore saprolite dari Bahodopi,” ucapnya.
Pada kuartal pertama 2025, Vale telah memproduksi nikel sebanyak 17.027 metrik ton. Volume produksi ini turun 8% dibandingkan realisasi kuartal IV 2024 dan 6% dibandingkan kuartal I 2024.
Vale menyebut hal ini disebabkan oleh penghentian secara tak terduga salah satu tanur listrik karena masalah dalam sistem elektroda.
“Meskipun menghadapi tantangan ini, kami telah mengimplementasikan langkah-langkah strategis untuk menjaga produksi kami tetap pada jalurnya," kata Abu Ashar, Wakil Presiden Direktur dan Chief Operation and Infrastructure Officer Perseroan dikutip dari keterbukaan informasi.
Edisi Khusus Sumitro Djojohadikusumo ini didukung oleh: