Danantara Fokus Sektor Energi, Pertamina Tawarkan 19 Proyek Senilai Rp 150 T


PT Pertamina (Persero) menawarkan 19 proyek senilai US$ 9,25 miliar dolar atau setara Rp 150 triliun kepada calon investor dan mitranya. Hal itu disampaikan Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri di hadapan para investor dalam Pertamina Investor Day di Jakarta, Rabu (16/7).
"Akan ada kesempatan untuk berinteraksi dengan subholding Pertamina dan menjajaki kerja sama bisnis dalam 19 proyek senilai 9,25 miliar dolar AS," ucap Simon.
Ia menjelaskan, Pertamina memiliki komitmen kuat untuk mendukung program Astacita Presiden Prabowo Subianto, yakni ketahanan energi di Indonesia. Ia mengatakan Pertamina menjadi bagian penting dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara yang dibentuk Prabowo.
Simon mengatakan Danantara telah menjadi pemain vital dalam memperkuat sinergisitas antara perusahaan energi milik negara. "Dengan demikian, dukungan dari Danantara berperan penting dalam mendukung kami untuk melangkah ke depan, sejalan dengan prioritas pemerintahan baru," ucap Simon.
Terdapat dua pilar yang menjadi fokus jangka panjang Pertamina. Pilar pertama adalah memaksimalkan bisnis yang berorientasi pada penguatan ketahanan energi nasional, termasuk sektor hulu, kilang, dan distribusi bahan bakar.
Pilar kedua adalah mengembangkan bisnis yang rendah karbon melalui pengembangan biofuel, perluasan energi panas bumi, uji coba teknologi baru, serta peningkatan produk kimia.
"Pada 2025, kami menyadari kompleksitas tantangan di sektor energi yang terus berkembang, termasuk volatilitas pasar dan risiko operasional. Kami telah memetakan risiko-risiko ini dan menerapkan strategi mitigasi," ucap Simon.
Sebelumnya, Managing Director Investment Danantara Stefanus Ade Hadiwidjaja menyampaikan setor yang menjadi fokus dalam waktu 6 bulan ke depan. Menurut Stefanus, terdapat dua isu yang menjadi fokus perhatian.
“Mineral dan energi kemungkinan akan menjadi sektor yang akan kami eksekusi kesepakatannya untuk enam bulan ke depan,” ucap Stefanus dalam Pertamina Investor Day di Jakarta, Rabu (17/7).
Menurut Stefanus, sektor mineral mencakup program hilirisasi yang bertujuan untuk menghasilkan nilai tambah terhadap hasil sumber daya alam Indonesia. Mineral yang diutamakan adalah nikel, aluminium, bauksit, dan tembaga.
Terkait dengan sektor energi, Stefanus menjelaskan bahwa sektor tersebut meliputi energi baru dan energi terbarukan, minyak dan gas bumi, hingga petrokimia. “Untuk sektor kedua ini (energi), penting bagi kami untuk berkolaborasi dengan Pertamina,” ucap dia.
Selain kedua sektor tersebut, Stefanus menyampaikan Danantara telah meninjau sektor lainnya yang akan menjadi fokus sovereign wealth fund tersebut untuk dua hingga tiga tahun ke depan. Sektor lainnya meliputi infrastruktur digital, utamanya data center dan sektor kesehatan untuk menjaga ketangguhan industri kesehatan dalam negeri.