BRI, Mandiri, BNI, dan BTN Respons Permintaan BI, Bunga Kredit Bakal Turun?

Nur Hana Putri Nabila
22 Mei 2025, 16:15
BI
ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/agr
Perajin mencetak batik motif Mandalikan di rumah produksi batik Banten Mukarnas, Kota Serang, Banten, Senin (19/5/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Empat perbankan yang tergabung dalam himpunan bank negara atau himbara memberikan tanggapan atas pernyataan terbaru yang dikeluarkan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Respons tersebut disampaikan oleh manajemen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). 

Dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur pada Rabu (21/5) Perry mengatakan BI meminta perbankan melakukan langkah lanjutan setelah bank sentral memangkas suku bunga acuan alias BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,50%. 

“Kami mengharapkan perbankan menurunkan suku bunga, baik depositonya dan terutama kredit, dan meningkatkan penyaluran kredit,” kata Perry dalam konferensi pers. 

Chief Economist BNI, Leo Putera Rinaldy mengatakan lembaganya menyambut positif penurunan BI rate sebesar 25 basis point menjadi 5,50% dan kebijakan ini juga sudah sejalan dengan estimasi BNI. Ia juga melihat adanya potensi penurunan suku bunga perbankan, dengan penurunan bunga dana akan terjadi lebih dulu diikuti oleh penurunan bunga kredit. 

“Ke depannya, BNI memperkirakan adanya ruang penurunan BI rate sebesar 25 bps lagi hingga akhir tahun dengan catatan nilai tukar masih tetap stabil,” tulis Leo dalam keterangannya, Kamis (22/5). 

Leo mengatakan terdapat tiga faktor utama yang melandasi penurunan BI rate. Di antaranya menguatnya nilai tukar rupiah, inflasi terjaga di 1,95% yoy pada April 2025 dan sesuai dengan target BI, serta melambatnya ekonomi domestik. 

Seiring dengan hal itu, BI juga merelaksasi kebijakan makroprudensial untuk mendukung likuiditas perbankan sekaligus merespon perlambatan kredit dan DPK. “Dengan adanya penurunan BI rate, kami memperkirakan SRBI-rate akan turun lebih lanjut dari posisi terakhir 6,47% (SRBI-rate 12 bulan),” ujar Leo. 

Selain itu, ia juga menyebut pemangkasan BI rate berpotensi menurunkan imbal hasil SBN sebab ekspektasi aliran dana asing dan potensi shifting dana dari SRBI yang jatuh tempo ke obligasi pemerintah. Ia juga memproyeksikan nilai tukar rupiah tetap stabil bila risiko global tidak berubah, diikuti dengan turunnya permintaan valas usai pembayaran dividen dan musim pembayaran utang di bulan April dan Mei 2025. 

Bank Mandiri Dukung Akselerasi Ekonomi

Bank Mandiri memandang langkah Bank Indonesia menurunkan BI Rate merupakan bagian dari bauran kebijakan moneter yang akomodatif dan selaras dengan kondisi ekonomi saat ini. Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, mengatakan kebijakan pelonggaran moneter ini mencerminkan komitmen BI dalam menjaga stabilitas. 

Ia menilai pemangkasan suku bunga juga sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah inflasi yang tetap terkendali dan stabilnya nilai tukar rupiah. “Kebijakan moneter dan makroprudensial yang diumumkan diharapkan dapat memberikan sentimen positif terhadap prospek penguatan pertumbuhan ekonomi nasional ke depan,” ucap Ashidiq dalam keterangannya. 

Lebih lanjut, ia mengatakan Bank Mandiri berkomitmen mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi melalui penyaluran kredit yang sehat dan selektif, khususnya ke sektor-sektor dan segmen-segmen yang memiliki potensi kuat. 

Selain itu, ia menyebut Bank Mandiri akan menyesuaikan suku bunga kredit dan simpanan, dan dilakukan secara prudent. Hal itu dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas internal, strategi bisnis, serta dinamika pasar dan arah kebijakan moneter.

Bank Mandiri optimistis target pertumbuhan kredit konsolidasi di tahun 2025 dapat tercapai di kisaran 10%-12% yoy, sejalan dengan outlook ekonomi yang kian membaik. 

“Ke depan, kami akan terus memperkuat fokus pembiayaan pada sektor-sektor unggulan dan resilien, serta mengakselerasi penguatan kompetensi utama di segmen wholesale melalui pendekatan berbasis ekosistem,” ujarnya.

BRI Sorot Ruang Gerak 

 Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, mengatakan kebijakan BI menurunkan suku bunga mencerminkan keyakinan otoritas moneter terhadap stabilitas perekonomian nasional. Ia juga menilai hal itu menjadi langkah strategis dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

“Khususnya di tengah perlambatan global dan tekanan eksternal,” ucap Agustya dalam keterangannya. 

Selain itu, ia juga menyebut BRI optimistis pelonggaran suku bunga bakal memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi dunia usaha UMKM. BRI memandang kebijakan ini berpotensi menurunkan cost of fund secara bertahap, meningkatkan minat pembiayaan, serta mendorong konsumsi dan investasi masyarakat.

“BRI secara konsisten akan terus menyesuaikan strategi penyaluran kredit secara prudent dan selektif, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian serta good corporate governance,” ujarnya. 

BTN Siap Sesuaikan Suku Bunga

Sementara itu Corporate Secretary BTN Ramon Armando mengatakan perusahaan mengapresiasi langkah bank sentral menurunkan BI rate. Ia menilai kebijakan ini akan berdampak baik untuk tren biaya dana dan suku bunga di pasar. 

Menurut Ramon, keputusan ini memberi ruang bagi perbankan untuk menurunkan biaya dana sehingga setiap bank dapat menyesuaikan bunga yang mereka berikan ke nasabah simpanan sekaligus tetap menjaga marginnya dari selisih dengan pendapatan dari bunga kredit.

BTN tentu akan menghitung kemungkinan penurunan suku bunga kredit jika tren di industri perbankan menunjukkan penurunan biaya dana yang cukup signifikan. Dengan begitu BTN tetap dapat menawarkan bunga kredit yang kompetitif dan sekaligus tidak menggerus margin.

Berdasarkan tren selama ini di industri perbankan, pemangkasan BI rate membutuhkan waktu untuk dapat mempengaruhi penurunan bunga simpanan. Setelah bunga simpanan berhasil turun, maka umumnya suku bunga kredit juga akan menyesuaikan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...