Perusahaan Sekuritas Berharap “Bantuan” OJK untuk Gandeng E-Commerce

Yura Syahrul
14 Februari 2019, 18:27
Model Popular di BEI
Arief Kamaludin|KATADATA
Disrupsi teknologi kini menerpa semua sektor usaha, termasuk pasar modal dan industri sekuritas.

Disrupsi teknologi kini menerpa semua sektor usaha, termasuk pasar modal dan industri sekuritas. Alih-alih khawatir, perusahaan sekuritas melihat disrupsi sebagai suatu peluang untuk memperluas basis investor dan meningkatkan bisnisnya. Namun, realisasi peluang itu membutuhkan bantuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Presiden Direktur PT Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir melihat para pelaku usaha sekuritas perlu mengantisipasi disrupsi digital saat ini. Sebab, perusahaan digital, khususnya e-commerce, sudah menggaet investor dan merambah ke pasar modal.

“Bukalapak dan Tokopedia sudah mulai jual reksadana,” katanya dalam pertemuan dengan para pemimpin media massa di Jakarta, Rabu malam (13/2).

Kondisi tersebut perlu disikapi sedari awal oleh perusahaan sekuritas. Caranya dengan melihat perusahaan e-commerce itu bukan sebagai pesaing, melainkan sebagai mitra untuk kerja sama memasarkan produk-produk investasi di pasar modal.

Namun, keinginan kerja sama itu tergantung dari regulator, dalam hal ini OJK. Menurut Silvano, OJK dapat mengkaji aturan mengenai kolaborasi antara sekuritas dengan e-commerce. Tujuan kolaborasi itu adalah menambah basis investor pasar modal di Indonesia.

Keinginan Mandiri Sekuritas menggandeng e-commerce untuk menggaet investor dan memasarkan produknya tampaknya cukup serius. Dalam kesempatan yang sama, Managing Director Mandiri Sekuritas Lisana Irianiwati menyatakan, pihaknya memang sedang menjajaki kerja sama dengan perusahaan e-commerce. “Setidaknya ada tiga e-commerce yang kami jajaki.”

Hingga akhir tahun lalu, jumlah investor retail di Indonesia mencapai 851 ribu orang atau melejit 35,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 95 ribu merupakan investor Mandiri Sekuritas. Jumlahnya meningkat 26,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Silvano, jumlah investor tersebut jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan pengguna atau pelanggan e-commerce yang mencapai belasan juta pengguna. “Ini (pengguna e-commerce) bisa jadi target produk-produk investasi,” katanya.

Kinerja 2018

Dalam kesempatan tersebut, Silvano juga memaparkan pencapaian kinerja Mandiri Sekuritas selama tahun 2018. Pendapatan anak perusahaan Bank Mandiri ini mencapai Rp 540 miliar. “Ini rekor pendapatan tertinggi.”

Adapun, laba bersih Mandiri Sekuritas tahun lalu sebesar Rp 95 miliar, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 76 miliar. Secara khusus, Silvano menyatakan, 13% dari total pendapatan tahun lalu disumbangkan oleh Mandiri Securities yang berkantor di Singapura.

Selain itu, transaksi retail dan institusi sebesar Rp 206 triliun atau naik 18,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Mandiri Sekuritas juga merupakan broker teraktif di bursa saham sepanjang tahun lalu. “Ini sebuah prestasi karena posisi 2 sampai 10 ditempati broker asing,” ujar Silvano.

Editor: Redaksi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...