ADB Beri Utang Rp 4,2 Triliun untuk Rehab Pascabencana Sulteng

Ihya Ulum Aldin
26 Juni 2019, 15:05
bencana sulawesi tengah, infrastruktur, asian development bank
ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Ilustrasi, alat berat memindahkan satu unit kendaraan yang rusak akibat gempa Palu, Sulawesi Tengah. Sebelumnya, ADB telah menyetujui pinjaman bantuan darurat US$500 juta bagi Lombok dan Sulawesi Tengah pada bulan November 2018.

Asian Development Bank (ADB) menyetujui  penyaluran dana untuk merehabilitasi dan merekonstruksi infrastruktur pekerjaan umum dan transportasi di Sulawesi Tengah (Sulteng) senilai US$ 297,75 juta. Penyaluran dana setara Rp 4,22 triliun tersebut terkait gempa berkekuatan 7,4 skala richter (SR) yang melanda daerah tersebut tahun lalu dan memakan korban ribuan jiwa serta hancurnya harta benda dan penghidupan.

Direktur ADB untuk Divisi Pembangunan Perkotaan dan Air untuk Asia Tenggara Vijay Padmanabhan mengatakan, langkah ini merupakan komitmen ADB membantu warga di sana. "Pinjaman ini akan membantu pemerintah melaksanakan rencana induknya untuk melakukan rehabilitasi dan pemulihan," katanya melalui siaran resmi, Rabu (26/6).

Pembiayaan baru ini mencakup dua komponen. Pertama akan membantu pemerintah membangun, merehabilitasi, dan meningkatkan fasilitas pendidikan dan pemasok air. Di dalamnya termasuk pengolahan dan distribusi air sesuai dengan standar ketahanan bencana yang lebih baik.

Komponen tersebut digunakan untuk meningkatkan infrastruktur sumber daya air di Provinsi Sulawesi Tengah, seperti membangun kembali sistem irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi. Juga untuk meningkatkan sistem pemasok air baku di Palu, Sigi dan Donggala, termasuk membangun struktur pelindung pantai dan pemasangan instrumen hidrometeorologis untuk mengelola aliran air di sepanjang daerah aliran sungai.

(Baca: Pemerintah Target Bangun 21 Ribu Hunian untuk Korban Bencana Sulteng)

Komponen kedua yaitu membantu rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur bandar udara dan pelabuhan guna meningkatkan keamanan dan mendorong perkembangan ekonomi provinsi tersebut. Termasuk juga untuk merehabilitasi pelabuhan yang rusak di Pantoloan, Donggala, dan Wani.

Lalu, meningkatkan kapasitas operasi, serta mendukung pembuatan rencana tanggap darurat pada masing-masing pelabuhan. Pinjaman tersebut juga akan membiayai perbaikan dan rekonstruksi landasan pacu dan terminal di Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri di Palu dengan rancangan tahan bencana, serta memperkuat kesiapsiagaan bencananya.

Sebelumnya, ADB telah menyetujui pinjaman bantuan darurat US$ 500 juta bagi Lombok dan Sulawesi Tengah pada November 2018 untuk mendukung kegiatan pemulihan jangka pendek, termasuk penyediaan tempat tinggal dan sekolah sementara, serta bantuan penghidupan. Pada Oktober 2018, ADB juga menyetujui hibah US$3 juta, yang dibiayai dari Asia Pacific Disaster Response Fund, untuk membantu korban bencana.

"Pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi melalui pembiayaan baru ini akan dikoordinasikan dengan pemerintah dan para mitra pembangunan," kata Vijay.

Gempa bumi di Sulawesi Tengah pada September 2018 menimbulkan longsor, tsunami, dan likuifaksi tanah yang berdampak terhadap lebih dari 1,4 juta jiwa di daerah tersebut. Bencana tersebut merenggut nyawa 2.018 orang, melukai 4.438 orang, dan menjadikan 200.000 orang kehilangan tempat tinggalnya. Lebih dari 1.300 orang dinyatakan hilang.

Menurut perkiraan pemerintah, kerugian ekonomi dari bencana tersebut mencapai US$ 1,7 miliar, sebagian besar karena kerusakan parah terhadap perumahan, pasokan air, irigasi, jalan, jembatan, bandar udara, dan infrastruktur pelabuhan. (Baca juga: Pemerintah Dapat Hibah Rp 759 Miliar untuk Korban Gempa Sulteng)

Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Ratna Iskana

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...