BNI Bagikan Dividen Rp 3,85 Triliun kepada Pemegang Saham

Image title
20 Februari 2020, 20:37
bni, emiten, saham
Ilustrasi, Seorang teller PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menghitung uang pecahan Rp100 ribu di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Kamis (19/12/2019). Emiten berkode BBNI itu membagikan dividen sebesar Rp 3,85 triliun pemegang saham.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Bank Negara Indonesia atau BNI membagikan dividen sebesar Rp 3,85 triliun kepada pemegang saham atau sebesar 25% dari total laba bersih periode 2019 Rp 15,38 triliun. Adapun dividen emiten berkode BBNI itu naik 2,6% dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp 3,75 triliun.

Dari total dividen tersebut, pemerintah yang memegang 60% saham BNI mendapatkan Rp 2,307 triliun. Sedangkan publik yang memegang 40% saham perusahaan itu mendapatkan Rp 1,58 triliun. Sedangkan, 75% laba bersih atau sebesar Rp 11,54 triliun digunakan sebagai saldo laba ditahan.

"Khusus dividen bagian pemerintah atas kepemilikan 60% saham akan disetorkan ke rekening kas negara," kata Wakil Direktur Utama Anggaro Eko Cahyo, usai Rapat Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Kamis (20/2).

BNI mencatat laba bersih pada tahun lalu sebesar Rp 15,38 triliun atau tumbuh 2,5% dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 15,01 triliun.

Perlambatan pertumbuhan tersebut salah satunya disebabkan oleh kenaikan provisi. Pada 2019, provisi yang disisihkan oleh BNI mencapai Rp 15,83 triliun, sedangkan tahun sebelumnya Rp 14,06 triliun.

(Baca: RUPS BNI Angkat Herry Sidharta Jadi Dirut dan Agus Marto Jadi Komut )

Adapun kenaikan provisi tersebut dilakukan seiring dengan memburuknya kualitas kredit BNI dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal itu terlihat dari rasio kredit seret atau non-performing loan (NPL) pada 2019 yang berada di level 2,3%, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya 1,9%.

Meski kualitas kredit memburuk, BNI menyalurkan kredit Rp 556,77 triliun atau tumbuh 8,6%. Namun, pertumbuhan kredit BNI melambat dari tahun sebelumnya yang sebesar 16,2%.

Portofolio kredit BNI tersebut, disokong oleh segmen korporasi swasta Rp 181,4 triliun, tumbuh 19,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan penyaluran kredit kepada BUMN Rp 106,97 triliun atau turun 3,6%.

Selain sejumlah faktor tersebut, laba bersih BNI melambat karena biaya dana atau cost of fund tahun lalu naik 3,2%. Dampaknya, rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) turun 4,9%.

BNI menaikkan biaya dana karena mengalami tekanan likuditas yang terlihat dari peningkatan rasio pinjaman dibandingkan simpanan loan to deposit ratio/ (LDR). Per akhir 2018, LDR BNI berada di level 88% dan sempat naik 98,2% pada kuartal III 2019. Meski pada akhir 2019, LDR BNI 91,4%.

(Baca: Kredit Tumbuh 9,5%, BCA Raup Laba Bersih Rp 28,6 Triliun Tahun Lalu)

Reporter: Fariha Sulmaihati
Editor: Ratna Iskana

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...