Arah Saham Vale (INCO) di Tengah Prospek Cerah Proyek Sorowako Limointe

Karunia Putri
28 Juli 2025, 15:26
vale, proyek vale, vale indonesia, inco
ANTARA FOTO/Basri Marzuki/rwa.
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tengah menggarap proyek Sorowako Limointe senilai US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 31 triliun yang sempat dikabarkan bakal melibatkan investor asal Korea Selatan. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji menilai, proyek ini akan memberikan nilai tambah bagi kinerja keuangan INCO ke depan. 

Proyek Sorowako Limointe merupakan bagian dari strategi hilirisasi industri nikel yang sedang dijalankan oleh perusahaan. Proyek ini akan menggunakan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang mampu mengolah bijih nikel kadar rendah menjadi produk bernilai tambang tinggi.

“Dengan added value ini membuat penerja INCO kedepannya bisa tumbuh secara eksponensial,” kata Nafan kepada Katadata.co.id ketika dihubungi pada Senin (28/7).

Nafan menjelaskan, proyek Sorowako dijalankan seiring dengan potensi tren kenaikan harga nikel di pasar global dan pemulihan ekonomi dunia. Namun, ia menekankan pentingnya percepatan penyelesaian proyek  ini.

Namun demikian, Nafan menyarankan agar investor atau trader melakukan sell on strength atau menjual saham INCO ketika harga sedang tinggi. Berdasarkan analiss teknikalnya, INCO telah mencapai seluruh target harganya.

Sementara itu, analis BinaArtha Sekuritas, Ivan Rosanova menyarankan untuk membeli saham INCO di harga Rp 3.260-3.360 dengan target harga di level 3.860, 3.990 dan 4.190. Pada perdagangan harga ini, saham INCO melesat 2,19% atau 80 poin ke level 3.730.

Penjelasan Vale (INCO) soal Investor Korsel di Proyek Sorowako

Vale sempat dikabarkan akan menggandeng investor asal Korea Selatan masuk ke dalam proyek dengan nilai investasi mencapai US$ 1,9 miliar atau setara dengan Rp 31 triliun tersebut (kurs Rp 16.300 terhadap dolar Amerika Serikat).

Sekretaris Perusahaan Wiwik Wahyuni menjelaskan, Vale memiliki sejumlah proyek yang memerlukan mitra strategis dan terbuka untuk menjalin kerja sama dengan para investor dari berbagai negara, termasuk Korea Selatan. Kendati demikian, Wiwik menyampaikan sejauh ini belum ada kesepakatan maupun perjanjian yang ditandatangani.

"Saat ini perseroan tengah meninjau beberapa opsi strategis, serta dalam tahapan diskusi," demikian penjelasan Wiwik dalam keterbukaan informasi kepada BEI, Kamis (24/7).  

Ia menjelaskan, proyek tambang Sorowako limonite saat ini masih dalam tahapan konstruksi dan diperkirakan rampung pada awal 2027. Disisi lain, proyek pembangunan Smelter HPAL Sorowako limonite juga sedang dalam tahapan awal konstruksi dengan perkiraan selesai di akhir tahun 2027. 

Menurut dia, penyelesaian kedua proyek ini akan tergantung pada berbagai faktor seperti kondisi lapangan, perijinan, koordinasi dengan mitra, serta pendanaan. Adapun nilai investasi pembangunan smelter HPAL Sorowako limonite bersama dengan mitra mencapai US$ 1,9 miliar.

Proyek ini nantinya akan berlokasi di area Sorowako, Kab. Luwu Timur, Sulawesi Selatan dengan Huayou Cobalt sebagai salah satu mitra. Wiwik menjelaskan, proyek-proyek pengembangan yang sedang dikerjakan perusahaan akan memerlukan pendanaan yang akan didapatkan baik secara internal maupun dari eksternal. Namun, setelah beroperasi, perusahaan menargetkan adanya imbal balik yang dapat berkontribusi positif pada pendapatan, laba bersih serta arus kas.

Untung dari Proyek Hilirisasi yang akan Disokong Danantara

Emiten industri nikel di Tanah Air dipandang berpeluang terciprat berkah dari giatnya program hilirisasi yang sedang dicanangkan pemerintah. Analis memandang, Vale Indonesia termasuk salah satu emiten yang akan meraup untung.

Analis MNC Sekuritas Hijjah Marhama, atau yang kerap disapa Rahma menilai, nikel menjadi salah satu sektor yang akan diuntungkan dalam program prioritas investasi yang akan digencarkan oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

“Selain EBT (Energi Baru Terbarukan), suntikan dana Danantara juga difokuskan ke industri komoditas mineral, nikel melalui proyek Huayou dan CATL,” kata Rahma.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Edisi Khusus Sumitro Djojohadikusumo ini didukung oleh:

Logo Edisi Khusus Sumitro Djojohadikusumo

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...