Prabowo Ungkap Penyebab Harga Panen Petani Jatuh: Tengkulak hingga Masalah Pupuk


Presiden Prabowo Subianto menyebut, dominasi tengkulak menjadi pemicu harga gabah atau hasil panen petani selalu jatuh di setiap periode panen. Para tengkulak memanfaatkan kondisi petani yang kerap mengalami kesulitan finansial saat menunggu masa panen.
Menurut Prabowo, siasat yang dilakukan tengkulak yakni membeli hasil panen petani sebelum masa panen dengan harga murah. Para petani terpaksa menjual hasil panennya lebih awal karena mereka memerlukan biaya sekolah anak, berobat, dan kebutuhan hidup lainnya.
Prabowo menyampaikan situasi ini berdasarkan pengalamannya menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2004-2009 dan Pembina Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA).
Ketua Umum Partai Gerindra itu menilai, masalah tersebut telah terjadi sejak puluhan tahun silam. Ia pun menekankan perlu adanya langkah progresif dengan memotong peran tengkulak agar petani bisa mendapatkan harga jual hasil pertanian yang layak.
“Ini turun temurun. Menurut saya tidak puluhan tahun, ratusan tahun. Maka ini harus kita potong dengan langkah yang besar,” kata Prabowo saat menyampaikan arahan Peluncuran Kelembagaan 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah pada Senin (21/7).
Selain itu, Prabowo juga menyoroti persoalan distribusi hasil panen yang buruk dan birokrasi pupuk subsidi yang berbelit yang menjadi penyebab klasik petani sulit sejahtera. Menteri Pertahanan 2019-2024 itu mencontohkan, petani mangga yang sudah memanen buah berkualitas terbaik pada akhirnya tidak mendapat penghasilan. Hal ini karena buah tersebut busuk akibat tidak ada truk yang mengangkut selama 4-5 hari setelah panen.
Prabowo juga menyoroti fasilitas pupuk subsidi yang sering tidak sampai ke petani karena rumitnya regulasi. Dia mengatakan, aturan sebelumnya memerlukan belasan tanda tangan untuk proses penyaluran pupuk bersubsidi dari pabrik ke tangan petani.
“Pupuk yang disubsidi oleh rakyat, yang disubsidi oleh APBN langka tidak sampai ke petani. Peraturannya ada 145,” ujarnya.
Presiden Prabowo Subianto telah meresmikan program Koperasi Desa (Kopdes) dan Koperasi Kelurahan (Kopkel) Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah pada Senin (21/7). Peluncuran Kopdes serentak di 108 lokasi dengan target secara bertahap membangun 80.081 ribu koperasi di desa dan kelurahan.
Prabowo mengatakan lini bisnis Kopdes dan Kopkel nantinya akan berfokus pada sektor logistik, gudang, pengering padi dan jagung, gudang pendingin hasil perikanan dan pertanian, logistik, hingga pengelolaan ladang panel surya atau solar farm di lahan 1 hektar (ha).
Selain itu, lini usaha koperasi juga diperkaya dengan tawaran pusat sembako, apotik, simpan-pinjam dan usaha produktif lainnya.
Prabowo menekankan, pembangunan puluhan ribu unit Kopdes dan Kopkel bertujuan memperpendek rantai distribusi barang-barang penting untuk rakyat agar harga barang menjadi lebih murah dan terjangkau.
“Koperasi ini adalah suatu upaya untuk memperpendek rantai distribusi dan aliran bahan-bahan penting bagi rakyat. Obat-obat yang penting bagi rakyat kecil, mereka harus punya akses kepada obat penting dengan harga terjangkau,” kata Prabowo, sebagaimana disiarkan dalam kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (21/7).
Prabowo mengatakan koperasi akan berperan langsung mendistribusikan bahan-bahan pokok tanpa perantara yang panjang seperti tengkulak atau distributor berlapis yang biasanya membuat harga barang menjadi mahal saat sampai ke masyarakat.
Model percontohan koperasi yang diluncurkan saat ini sudah beroperasi sejak 16 Juli lalu. Pembangunan dan pengisian gerai 108 koperasi percontohan ini didukung oleh sejumlah himpunan bank milik negara atau Himbara dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).