Meraba Prospek Saham GOTO di Tengah Sengatan Kasus Chromebook

Nur Hana Putri Nabila
17 Juli 2025, 12:13
GoTo, gojek tokopedia, prospek saham GOTO
www.gotocompany.com
Ilustrasi. Pada perdagangan sesi I Kamis (17/7), harga saham GOTO terpantau naik 1,69% ke Rp 60.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) terpantau di zona hijau di tengah kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook senilai Rp 9,9 triliun di era kepemimpinan Nadiem Makarim. Kejagung juga memeriksa sejumlah mantan petinggi perusahaan pada Senin (15/7).

Beberapa petinggi yang diperiksa adalah mantan Chief Executive Officer (CEO) GOTO Andre Soelistyo dan CEO Tokopedia Melissa Siska Juminto. Selain itu, Kejagung juga memeriksa FKH selaku Senior Divisi Manajer PT Datascript.

Chief Economist and Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto, mengatakan pergerakan saham teknologi, baik GOTO maupun saingannya, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mulai lesu. 

Story positifnya juga sudah memudar, jadi kami juga sudah tidak mulai mempertimbangkan GOTO dan BUKA,” kata Rully kepada wartawan di Jakarta, dikutip Kamis (17/7). 

Pada perdagangan sesi I Kamis (17/7), harga saham GOTO terpantau naik 1,69% ke Rp 60. Volume yang diperdagangkan tercatat 373,38 juta dengan nilai transaksi Rp 22,23 miliar dan kapitalisasi pasarnya sebesar Rp 68,43 triliun. Saham GOTO diperdagangkan di rentang Rp 59-60 dalam beberapa hari terakhir.  

Apabila melihat tren pergerakannya, saham GOTO turun 4,76% dalam sebulan terakhir. Harga sahamnya pun anjlok 27,71% dalam tiga bulan terakhir. Meski demikian, BRI Danareksa Sekuritas dan OCBC Sekuritas merekomendasi beli untuk saham GOTO dengan target harga di Rp 110 per saham. 

Tim analis BRI Danareksa Sekuritas menyampaikan bahwa manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menegaskan target kinerja keuangan 2025. GOTO  memproyeksikan EBITDA yang disesuaikan (Adjusted EBITDA) mencapai Rp 1,4 triliun hingga Rp 1,6 triliun.  

Kontribusi terbesar diperkirakan berasal dari segmen On-Demand Services (ODS) senilai Rp 1,1 triliun, serta dari lini bisnis fintech sekitar Rp 300 miliar. Selain itu, portofolio pinjaman GoTo Financial (GTF) juga diprediksi tumbuh signifikan, dari Rp 5,7 triliun di kuartal pertama 2025 menjadi sekitar Rp 8 triliun pada akhir tahun.

Adapun demi mendorong profitabilitas, BRI Danareksa menyebut GOTO menjalankan sejumlah strategi efisiensi. Perusahaan memaksimalkan insentif berbasis data, memperluas layanan premium yang menawarkan peluang monetisasi lebih besar, dan menjalankan inisiatif armada pengiriman khusus untuk meningkatkan kepadatan pesanan dan menurunkan biaya per transaksi. 

“Peningkatan jumlah pelanggan berlangganan juga turut mendorong loyalitas pengguna,” kata Kafi dan Erindra, analis BRI Danareksa Sekuritas, dikutip Kamis (17/7). 

GoTo Financial (GTF) juga mencatatkan pertumbuhan pinjaman yang tetap sejalan dengan target, ditopang oleh potensi pasar yang masih besar dan jaringan distribusi eksklusif yang kuat. Kualitas aset juga terjaga stabil, dengan tingkat pembayaran tepat waktu (on-time payment) mencapai 92%. BRI Danareksa menyebut ini berkat penggunaan data internal yang solid dalam proses penilaian risiko dan pemberian pinjaman.

Dampak Rencana Kenaikan Tarif Ride-Hailing 

Manajemen GoTo menilai kebijakan pemerintah yang berencana  menaikkan tarif layanan ride-hailing sebesar 8%–15% tidak akan berdampak signifikan dalam jangka pendek. Perusahaan juga memastikan struktur komisi mitra pengemudi tetap berada di angka 20%, tanpa perubahan meskipun terdapat tekanan dari eksternal.

Meski begitu, GOTO optimistis kinerja keuangan pada kuartal kedua 2025 bakal solid. Perusahaan memperkirakan profitabilitas tetap terjaga, terutama karena pertumbuhan berkelanjutan dari layanan premium seperti Food Express dan GoCar Prioritas yang memiliki margin lebih tinggi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...