Deretan Saham yang Berpotensi Ketiban Berkah dari Pemangkasan Suku Bunga BI

Karunia Putri
17 Juli 2025, 10:08
saham, bunga BI, suku bunga BI, perbankan
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Sektor perbankan dipandang cukup netral hingga positif terhadap sentimen penurunan suku bunga BI.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemangkasan suku bunga Bank Indonesia menjadi 5,25% dinilai mampu mengerek pasar saham. Analis menilai kebijakan ini dapat mendongkrak harga sejumlah emiten di sektor properti, perbankan, teknologi hingga otomotif.

Analis MNC Sekuritas cabang Pantai Indah Kapuk Hijjah Marhama menyatakan, saham-saham yang tergabung dalam kelompok properti dan otomotif adalah yang paling diuntungkan dari pemangkasan suku bunga BI. “Secara sektor tentu revenue atau sales related, dengan biaya kredit yang lebih rendah dapat menaikkan tingkat penjualan,” kata Rahma ketika dihubungi Katadata.co.id, Rabu (16/7).

Senada dengan Rahma, Head of Research Korea Investment dan Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi mengatakan, penurunan BI Rate berdampak positif ke sektor siklikal seperti otomotif, properti,dan semen. Selain itu, sektor defensif atau sektor di bidang barang dan jasa yang dibutukan masyarakat jugaakan  terciprat berkah dari penurunan suku bunga BI.

“Karena ada ekspektasi kenaikan daya beli di sektor konsumer, perbankan dan telekomunikasi,” kata Wafi ketika dihubungi Katadata.co.id pada Rabu (16/7).

Lantas bagaimana penurunan BI Rate bisa mendongkrak sektor-sektor tersebut?

Sektor Properti dan Otomotif

Menurut Rahma, sektor properti akan ketiban berkah penurunan BI Rate karena bunga KPR yang lebih rendah berpotensi mendorong penjualan. Dalam analisa teknikalnya, saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dinilai menarik, karena terdapat pola bullish reversal dan peluang penguatan jika berhasil menembus resistance di kisaran 460–500.

“Jika break EMA200 atau di kisaran Rp 460, peluang lanjutan penguatan pada psikologis Rp 500,” kata dia.

Selayaknya kredit pada sektor properti, Rahma memandang sektor otomotif juga berpotensi terdongkrak oleh penurunan BI Rate. Dengan kredit yang lebih rendah, maka penjualan kendaraan diproyeksikan menjadi lebih tinggi. 

Sementara itu, Retail Research Analyst CGS International Sekuritas Indonesia Andrian Alamsyah Saputra mengatakan, penurunan suku bunga acuan sebesar 25 bps diharapkan dapat membuat kredit perumahan bisa lebih terjangkau.

“Karena tampaknya sektor properti dari awal tahun sampai pertengahan ini nampak agak sedikit lesu karena ada concern dari pelemahan daya beli masyarakat,” kata dia.

Andrian menjelaskan, ketika suku bunga lebih rendah, jangkauan kapasitas penjualan menjadi lebih ringan sehingga daya beli konsumsi lebih meningkat dan mengakibatkan lonjakan permintaan properti. 

Ia pun memberikan rekomendasi saham-saham properti yang dapat dicermati usai BI menurunkan suku bunga acuan, yaitu:

  • PT Ciputra Development Tbk (CTRA): beli dengan target harga terdekat di Rp 1.180
  • PT Pakuwon Jati Tbk (PWON): beli dengan target harga Rp 475
  • PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE): tahan penjualan (hold) dengan target harga di Rp 845 
  • PT Summarecon Agung Tbk (SMRA): tahan penjualan (hold) dengan target harga di Rp 505.

Sektor Perbankan

Sektor perbankan dipandang cukup netral hingga positif. Menurut Hijjah, saham-saham bank dengan rasio kredit bermasalah (NPL) tinggi seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) bisa mendapatkan sentimen positif. “Namun mostly banking saat ini masih berada dalam keadaan likuiditas rendah,” ujarnya.

Andrian pun menjelaskan korelasi antara penurunan suku bunga acuan BI dengan menguatnya sektor perbankan. Menurut dia, bunga pinjaman bank akan ikut turun jika suku bunga BI turun. Masyarakat pun menjadi lebih tertarik untuk mengambil pinjaman. Ketika banyak masyarakat mengambil pinjaman, volumenya akan kembali meningkat sehingga pendapatan bunga juga akan meningkat. 

Adrian pun memberi rekomendasi untuk saham-saham perbankan, yakni:

  • PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): beli dengan target terdekat Rp 12.350
  • PT Bank Mandiri Tbk (BMRI): beli dengan target terdekat Rp 6.500
  • PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI): beli dengan target terdekat Rp 4.900
  • PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI): beli dengan target terdekat di 5.600

Sektor Teknologi 

Rahma mengatakan, satu sektor yang juga patut diperhatikan adalah teknologi. Penurunan suku bunga dapat memperbaiki margin usaha perusahaan-perusahaan teknologi yang sebelumnya terbebani biaya pinjaman tinggi.  Menurutnya, salah satu emiten potensial di sektor ini adalah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK). 

“Secara teknikal, EMTK berada di area bottom dan berpeluang menguat ke level 550–650, dengan level stop loss di 450,” kata dia..

Sektor Peternakan dan Infrastruktur

Hijjah juga menilai penurunan suku bunga yang diiringi dengan penguatan rupiah biasanya memberikan efek positif terhadap sektor bahan dasar, infrastruktur dan peternakan unggas. Salah satu saham yang dapat dicermati di sektor peternakan adalah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) yang dinilai berpotensi rebound ke level 1.800–2.000 dengan level stop loss di 1.450.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...