IHSG Naik 0,72%, Saham Bank BBCA, BMRI, BBRI Lesu Meski BI Pangkas Bunga


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 51,54 poin atau 0,72% ke level 7.192 pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (16/7). Namun, saham bank-bank besar masih terkoreksi meski Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan 25 bps ke level 5,25%.
Harga saham BBCA ditutup terkoreksi 0,29% ke level Rp 8.525, BMRI turun 0,21% ke Rp 4.690 per saham. Harga saham BBRI justru stagnan di level Rp 3.880, sedangkan saham BBNI naik 1,98% ke Rp 4.130.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia menunjukkan nilai transaksi saham hari ini mencapai Rp 16,54 triliun dengan volume 29,71 miliar saham dan frekuensi sebanyak 1,70 juta kali. Sebanyak 351 saham menguat, 250 saham terkoreksi, dan 201 saham tidak bergerak. Adapun kapitalisasi pasar IHSG sore ini mencapai Rp 12.871 triliun.
Dari sebelas sektor saham yang ada di BEI, sepuluh sektor terpantau naik. Saham-saham sektor teknologi mencatat kenaikan terbesar, yakni 6,09%. Saham emiten tersebut yang berada di zona hijau misalnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) naik 5,69% ke Rp 520.
Di sisi lain, mayoritas bursa saham Asia berakhir di zona merah. Indeks Nikkei turun tipis 0,04%, Hang Seng tergelincir 0,2%, Shanghai Composite turun 0.03%, sedangkan Straits Times naik 0,30%.
Saham top gainers:
- PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) naik 24,86% ke Rp 452
- PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG) naik 24,79% ke Rp BLOG
- PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) naik 17,28% ke Rp 448
Saham top losers:
- PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) turun 9,55% ke Rp 284
- PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) turun 7,58% ke Rp 2.440
- PT MD Entertainment Tbk (FILM) turun 6,20% ke Rp 1.665
Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya menjelaskan, keputusan menurunkan suku bunga BI sejalan dengan terkendalinya inflasi dan stabilnya nilai tukar rupiah.
“Penurunan suku bunga ini konsisten dengan prakiraan inflasi 2025-2026 yang tetap dalam target 2,5% plus minus 1%, terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamental, serta perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Perry dalam konferensi pers RDG, Rabu (16/7).
BI juga membuka peluang pelonggaran lanjutan sesuai perkembangan global dan domestik. "Kami terus mencermati ruang penurunan suku bunga, dengan tetap menjaga stabilitas nilai tukar dan sasaran inflasi,” ujar Perry