Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi Tembus Rp 1,9 Miliar, Apa Pemicunya?

Karunia Putri
14 Juli 2025, 11:54
bitcoin, kripto, harga bitcoin
Unsplash/Brian Wangenheim
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Harga Bitcoin kembali mencetak rekor tertinggi baru mendekati US$ 120.000 atau setara Rp 1,94 miliar dalam perdagangan di pasar Asia pada Senin (14/7). Lonjakan ini ditopang oleh antusiasme terhadap Crypto Week yang dimulai hari ini. 

Merujuk laporan dari Investing.com, harga Bitcoin naik 1,8% ke level US$ 119.701,8 atau setara Rp 1,9 miliar pada pukul 22:34 ET (02:34 GMT). Sebelumnya, Bitcoin bahkan sempat menyentuh titik tertinggi US$ 119.943.

Kenaikan ini melanjutkan tren positif yang terjadi sepanjang pekan lalu yang ditopang oleh masuknya dana besar ke dalam produk Exchange Traded Fund (ETF) berbasis Bitcoin, serta semakin jelasnya arah regulasi aset digital di AS.

Crypto Week adalah pekan penting dimulainya pembahasan  tiga rancangan undang-undang yang ramah industri kripto yang akan diperdebatkan Dewan Perwakilan Rakyat AS.  Ketiganya, yakni Genius Act, Clarity Act serta Anti-CBDC Surveillance State Act telah lama dituntut oleh para pelaku industri kripto.

Jika disahkan, aturan ini dapat menjadi landasan hukum bagi penggunaan stablecoin, penyimpanan aset digital serta pengembangan ekosistem keuangan digital di Amerika Serikat.

Di sisi lain, minat institusi terhadap Bitcoin juga terus meningkat. ETF Bitcoin di AS mencatat rekor aliran dana masuk, sementara manajer aset raksasa seperti BlackRock dan Fidelity diketahui terus menambah kepemilikan kripto mereka.

Kenaikan harga Bitcoin turut mendorong reli saham perusahaan terkait kripto. Saham penambang Bitcoin seperti Riot Platforms dan Mara Holdings, serta perusahaan teknologi MicroStrategy, mencatat lonjakan harga signifikan selama sepekan terakhir.

Sinyal positif juga datang dari Asia. Regulator aset negara di Shanghai, China menggelar pertemuan penting pekan lalu yang membahas kebijakan terkait stablecoin dan mata uang digital. Langkah ini memicu spekulasi bahwa China bisa saja mulai melonggarkan sikap kerasnya terhadap perdagangan kripto.

Reuters sebelumnya melaporkan bahwa Trump menandatangani perintah eksekutif untuk membentuk cadangan strategis mata uang kripto pada Maret lalu. Dia juga telah menunjuk beberapa individu yang ramah terhadap kripto, termasuk Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Paul Atkins dan Kepala Kecerdasan Buatan Gedung Putih David Sacks. 

Bisnis keluarga Trump juga merambah ke mata uang kripto. Trump Media & Technology Group meluncurkan dana yang diperdagangkan di bursa (exchange traded fund atau ETF) untuk berinvestasi di beberapa token kripto termasuk Bitcoin. Dana tersebut tengah diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari SEC, pada Selasa (8/7).

Menurut data CryptoQuant, permintaan akan Bitcoin meningkat ke level yang belum pernah terlihat sejak 20 Desember 2024 ketika harga Bicoin mencapai US$ 97.000 (Rp 1,57 miliar). Pada saat itu, permintaan terhadap Bitcoin mencapai 278.000 Bitcoin. Rabu (9/7) lalu, permintaan terhadap Bitcoin mencapai 248.000. 

Target Harga Baru untuk Bitcoin 

Analis pasar kripto Axel Adler Jr seperti dikutip Cointelegraph menyebutm fase pencapaian harga baru Bitcoin diperkirakan akan berlanjut hingga mencapai level di mana investor akan melakukan aksi ambil untung atau profit taking. 

Hal ini akan terjadi ketika indikator Market Value to Realized Value (MVRV) mencapai 2,75. Indikator MVRV membandingkan kapitalisasi pasar saat ini dengan basis agregat biaya sirkulasi Bitcoin. 

Berdasarkan data saat ini, harga yang berkorelasi dengan indikator tersebut berada di US$ 130.900 (Rp 2,12 miliar). Salah satu pendiri Milk Road, Kyle Reidhead, menetapkan target yang lebih tinggi yaitu US$ 150.000 (Rp 2,43 miliar) untuk Bitcoin, dengan mengutip formasi bullish cup dan handle dalam grafik teknikal yang diamati bulan lalu. 

“Sampai jumpa di US$ 150 ribu,” kata Kyle dalam unggahannya di X tak lama setelah Bitcoin mencapai US$ 112.000 (Rp 1,82 miliar). 

Hal ini menunjukkan kepercayaan diri investor yang meningkat dalam kenaikan lebih lanjut sebelum koreksi yang berarti.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...