Emiten Boy Thohir Adaro Andalan (AADI) dan DAAZ Masuk Jajaran FTSE Juni 2025


Financial Times Stock Exchange atau FTSE merilis hasil tinjauan triwulanan untuk Seri Indeks Ekuitas Global FTSE edisi Juni 2025. Saham afiliasi konglomerat Garibaldi Thohir atau Boy Thohir PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) masuk ke dalam jajaran FTSE small cap.
Bukan hanya AADI, emiten yang bergerak di bidang perdagangan komoditas, khususnya mineral seperti bijih nikel, batu bara, dan bahan bakar yakni PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) juga masuk ke dalam jajaran FTSE micro cap.
FTSE Global Equity Index merupakan indeks bergengsi yang digunakan investor dalam mengambil keputusan investasi. Indeks ini mencakup total 19 ribu perusahaan publik dengan market cap besar, menengah, kecil dan mikro di 49 negara termasuk negara berkembang
“Perubahan ini akan mulai berlaku efektif pada Senin, 23 Juni 2025 setelah penutupan perdagangan pada Jumat, 20 Juni 2025,” demikian tertulis dalam pengumuman FTSE, Jumat (20/6).
Adapun harga saham AADI pada perdagangan saham hari ini Jumat (20/6) pukul 09.13 WIB terpantau lesu. Harga sahamnya turun 0,71% ke Rp 7.025 per lembarnya. Volume yang diperdagangkan tercatat 1,49 juta dengan nilai transaksi Rp 10,40 miliar dan kapitalisasi pasarnya menjadi Rp 54,70 triliun. Dalam sebulan terakhir, harga sahamnya tergelincir 9,65% dan dalam enam bulan terakhir merosot hingga 17,11%.
Di sisi lain, sahamnya DAAZ menguat 0,73% ke Rp 4.150 pada pukul 09.13 WIB. Volume yang diperdagangkan tercatat 80,20 ribu dengan nilai transaksi Rp 33,48 juta dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 8,29 triliun.
Kinerja AADI
Anak usaha dari Alamtri Resources (ADRO) ini membukukan laba bersih sebesar US$ 222,8 juta atau sekitar Rp 3,66 triliun hingga kuartal I 2025. Laba tersebut merosot 28,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 311,5 juta.
Penurunan laba ini sejalan dengan turunnya pendapatan AADI mencapai 11,45% secara tahunan menjadi US$ 1,16 miliar. Adapun pendapatan khusus dari segmen penjualan batu bara, kontribusinya turun 12,13% menjadi US$ 1,06 miliar.
Kinerja DAAZ
DAAZ mengawali tahun dengan prospek menjanjikan. Salah satu pemain di sektor perdagangan komoditas Indonesia, mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 58,63%, meningkat dari Rp 1,94 triliun pada kuartal I-2024 menjadi Rp 3,08 triliun pada kuartal I-2025.
Direktur Utama DAAZ Mahar Atanta Sembiring mengatakan, kenaikan itu didorong oleh peningkatan volume dan nilai penjualan di seluruh lini bisnis, termasuk perdagangan bijih nikel, batu bara, dan bahan bakar, serta jasa angkutan laut dan jasa pertambangan.
"Kinerja positif yang kami raih adalah hasil dari penerapan strategi bisnis dan fokus pada nilai-nilai perusahaan serta menjaga kinerja keuangan di tengah tekanan dinamika industri dan ekonomi global," kata Mahar Atanta Sembiring dalam keterangan di Jakarta seperti dikutip Rabu (27/9).
Mahar menuturkan, permintaan yang kuat di pasar domestik maupun ekspor turut memperkuat kinerja penjualan grup perseroan sepanjang periode tersebut. Peningkatan pendapatan usaha ini mendorong tingkat profitabilitas perseroan.
Laba bersih DAAZ pada kuartal I 2025 naik sebesar 46,62% dari Rp 91,28 miliar pada kuartal I 2024 menjadi Rp 133,83 miliar. EBITDA juga meningkat 54,06% menjadi Rp 244,39 miliar dari Rp 158,64 miliar.
Sementara itu, ekuitas perusahaan pada kuartal I-2025 tercatat sebesar Rp2,21 triliun atau naik 6,47% dibanding Rp2,07 triliun pada akhir 2024.