Harga Saham Hotel Jayakarta (PNSE) Melesat 137%, Bagaimana Kinerja Keuangannya?


Harga saham pemilik jaringan Hotel Jayakarta, PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE) melesat 25% ke level Rp 910 pada perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa (17/6). Dalam sebulan terakhir, harga sahamnya bahkan telah melesat 137%.
Mengutip keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, manajemen PNSE menjelaskan, tidak mengetahui informasi atau fakta material lainnya terkait perusahaan maupun pemegang saham utama yang menyebabkan pergerakan saham perusahaan.
Satu-satunya aksi korporasi yang akan dilakukan pemegang saham adalah rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 20 Juni 2025. Perusahaan juga akan men
Namun, bagaimana sebenarnya bisnis dan kinerja keuangan PNSE?
Profil PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE)
PNSE didirikan pada 1970 oleh Sjukur Pudjiadi dengan lingkup bisnis perhotelan dan fasilitas penunjangnya, seperto jasa akomodasi, perkantoran, perbelanjaan, apartemen, sarana rekreasi, dan hiburan yang berada di lokasi hotel.
Bisnis Grup Hotel Jayakarta ini dimulai dengan pembangunan hotel 4 lantai berjumlah 52 kamar di Jl. Hayam Wuruk No. 126 yang rampung pada 1973. Perusahaan terus berkembang hingga dapat merenovasi hotel menjadi 21 lantai dan membangun jaringan hotel di beberapa daerah, seperti Anyer, Banten dan Cisarua Puncak melalui akuisisi pada 1989.
PNSE pun menggelar penawaran saham perdana atau IPO pada 1990. Dari hasil IPO, perusahaan melakukan renovasi atas hotel The Jayakarta Jakarta dan menambah unit hotel yang dimilikinya dengan diselesaikannya 138 kamar hotel The Jayakarta Suites Bandung pada tahun 1994.
Grup Jayakarta saat ini memiliki 10 hotel yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, termasuk Yogyakarta, Bali, Lombok, hingga Flores. Total kamar yang dikelola grup ini mencapai 1.403 unit.
Kinerja Keuangan PNSE
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, PNSE mencatatkan rugi bersih pada kuartal I 2025 mencapai Rp 5,5 miliar, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 3,36 miliar. Rugi perusahaan naik meski pendapatan usaha membaik dari Rp 41,2 miliar menjadi Rp 45,7 miliar.
Perusahaan mencatat, pendapatan dari sewa kamar meningkat dari Rp 24,4 miliar menjadi Rp 26,6 miliar. Pendapatan dari penjualan makanan dan minuman juga naik dari Rp 12,5 miliar menjadi Rp 14,9 miliar.
Perusahaan mencatatkan total aset lancar hingga akhir Maret 2025 mencapai Rp 53,3 miliar. Sebagian besar dalam bentuk piutang usaha dan persediaan, sedangkan aset setara kas hanya mencapai Rp 14 miliar.
Total aset perusahaan tercatat mencapai Rp 346 miliar, sedangkan total liabilitas sebesar Rp 148,5 miliar.