RUPS Adaro (AADI) Restui Buyback Saham Rp 4 T tapi Tak Bagikan Dividen, Ada Apa?


Para pemegang saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) menyepakati pelaksanaan pembelian saham kembali atau buyback saham senilai Rp 4 triliun. Hal itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung hari ini, Kamis (22/5).
Rencana buyback ini sebelumnya telah disampaikan manajemen AADI dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 April lalu. Alasan pembelian kembali saham, salah satunya untuk memberikan ruang dan fleksibilitas bagi perusahaan dalam mengeksekusi aksi buyback sesuai kondisi pasar.
Adapun jangka waktu maksimal buyback adalah 12 bulan sejak memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Selain itu, buyback ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di bursa.
Sumber dana untuk pelaksanaan pembelian kembali saham sepenuhnya akan berasal dari kas internal perseroan. Manajemen memastikan penggunaan dana tersebut tidak akan berdampak signifikan terhadap kondisi keuangan perseroan secara keseluruhan.
“Apabila buyback telah disetujui pada RUPST, buyback dapat dilakukan terhitung sejak 23 Mei 2025,” tulis manajemen AADI dalam laporannya.
AADI Tak Bagi Dividen Final
Selain menetapkan pelaksanaan buyback, RUPST Adaro juga menetapkan tidak ada pembagian dividen final untuk saham AADI dari tahun buku 2024. Meski begitu, pada Juni 2024 AADI telah membagikan dividen sebesar US$2,2 miliar atau setara 183% dividend payout ratio.
Jumlah tersebut seluruhnya telah dibagikan sebagai dividen interim tahun buku 2024 pada Juni 2024, sebelum perseroan listing di BEI. Dengan demikian, untuk dividen final tahun buku 2024 tak ada yang dibagi lantaran berkaitan dengan kebijakan manajemen pada saat mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO).
Saat ini Adaro Andalan masih terikat dengan kebijakan dividen pada saat IPO 5 Desember 2024 lalu. Merujuk dokumen prospektus AADI, mulai tahun buku 2025 yang dibagikan pada 2026, perseroan merencanakan rasio pembayaran dividen sampai dengan 45% dari laba bersih konsolidasi. Dividen akan diberikan apabila perseroan mempertahankan kinerja.
Kinerja AADI Tahun Buku 2024
Dalam laporan terbaru yang dipublikasikan, AADI membukukan laba bersih sebesar US$ 1,21 miliar atau setara Rp 19,84 triliun pada tahun buku 2024. Perolehan laba yang dikantongi Adaro Andalan itu meningkat 5,9% secara tahunan (yoy) dari laba tahun 2023 yang sebesar US$ 1,14 miliar atau Rp 18,74 triliun.
Di sisi lain, meski laba bersih meningkat, AADI mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 10,1% menjadi US$ 5,31 miliar atau Rp 87,16 triliun. Pada tahun buku 2023 pendapatan Adaro Andalan mencapai US$ 5,91 miliar atau Rp 96,92 triliun.
Penjualan batu bara tetap menjadi penyumbang terbesar terhadap pendapatan perusahaan, baik dari pihak ketiga maupun pihak berelasi. Bersamaan dengan penurunan pendapatan, EBITDA operasional AADI juga turun sebesar 19% secara tahunan (yoy) menjadi USD$ 1,31 miliar pada tahun 2024.
Sementara itu, laba inti perusahaan tercatat sebesar US$ 1,04 miliar, yang turut terdampak oleh penurunan harga jual rata-rata (ASP). Meskipun demikian, Presiden Direktur dan CEO AAI, Julius Aslan, mengatakan margin EBITDA operasional tetap berada pada level yang sehat, yakni 25%.