Telkom Raup Pendapatan Rp 36,6 Triliun di Kuartal I 2025


PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 36,6 triliun turun 2% pada kuartal pertama 2025 dari perolehan Rp 37,4 triliun selama periode yang sama pada 2024.
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 5,81 triliun atau turun 4% pada kuartal 1-2025 dari Rp 6,05 triliun pada periode yang sama 2024.
Sedangkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA tercatat sebesar Rp 18,2 triliun dengan margin EBITDA 49,8%. Laba bersih yang berhasil dikantongi mencapai Rp 5,8 triliun atau margin 15,9%.
"Kami optimis bahwa langkah strategis ini dapat memberikan hasil positif yang mendukung pertumbuhan jangka panjang dan keberlanjutan perusahaan," kata Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah dalam keterangan resmi pada Jumat (2/5).
Kontribusi Anak Usaha
Sebagai anak usaha Telkom, Telkomsel mendominasi kontribusi pendapatan dengan menyumbang Rp 27,2 triliun dari segmen Consumer yang mencakup Mobile dan Fixed Broadband. Bisnis digital ini menyumbang porsi signifikan sebesar 90,3% dari total pendapatan segmen ini.
Kemudian layanan IndiHome juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. Jumlah pelanggan IndiHome residensial (B2C) meningkat 10,4% secara yoy menjadi 9,8 juta pelanggan. Jika digabungkan dengan pelanggan segmen B2B, total pelanggan IndiHome naik 7% YoY menjadi 11 juta.
Dihitung hingga Maret 2025, sektor infrastruktur Telkom memiliki 278.100 Base Transceiver Station (BTS), yang terdiri dari 227.454 BTS 4G dan 1.910 BTS 5G. Lalu lintas data (data payload) yang melonjak 19,8% yoy menjadi 5,78 juta terabyte.
Lalu segmen Enterprise mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,9% yoy, dengan total pendapatan Rp 5 triliun. Kontribusi utama berasal dari layanan konektivitas dan solusi teknologi informasi digital. Sementara itu, pendapatan dari segmen Wholesale dan International naik tipis 0,6% menjadi Rp 4,8 triliun, didorong oleh bisnis infrastruktur digital dan layanan suara internasional.
Mitratel sebagai anak usaha Telkom lainnya, mencatat pendapatan sebesar Rp 2,3 triliun atau naik 1,4% yoy. Dengan margin EBITDA mencapai 83% dan margin laba bersih sebesar 23,3%, Mitratel tetap mengandalkan bisnis penyewaan menara sebagai penopang utama dengan kontribusi 82% terhadap total pendapatan. Sementara itu, bisnis Data Center dan Cloud juga mulai menunjukkan potensi, dengan pendapatan Rp 446 miliar pada kuartal pertama.
Sepanjang Januari hingga Maret 2025, Telkom Group menyalurkan belanja modal sebesar Rp 5 triliun atau sekitar 13,5% dari total pendapatan. Lebih dari setengahnya digunakan untuk memperluas konektivitas digital, seperti pembangunan jaringan fiber optic, menara telekomunikasi, satelit, hingga kabel bawah laut.