Saham Sektor Perdagangan Terpuruk di Tengah Kenaikan IHSG
Pasar modal Indonesia menutup perdagangan hari ini, Kamis (13/12) dengan optimisme tinggi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkerek naik hingga 62,14 poin ke posisi 6.177,72, atau naik 1,02%. Kendati IHSG finis dengan meyakinkan, ada satu indeks sektoral yang terperosok ke zona merah yaitu sektor perdagangan yang terkoreksi 0,11%.
Kendati ada satu sektor yang memerah, sembilan sektor lainnya mendorong pergerakan indeks dengan kuat. Sektor infrastruktur mencatatkan kenaikan paling tinggi 2,02% diikuti sektor aneka industri yang naik 1,94%, sektor industri dasar naik 1,48%, pertambangan 1,2%, manufaktur 1,09%, sektor keuangan 0,97%, properti 0,79%, pertanian 0,73% dan konsumer naik 0,66%.
Pergerakan nilai tukar rupiah menjadi salah satu sentimen domestik yang membuat IHSG begitu bertenaga hari ini. Walaupun mata uang utama Asia mayoritas menguat terhadap dolar AS, penguatan rupiah menjadi yang terbaik di Asia. Sore ini nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp 14.492 per dolar Amerika Serikat.
Sementara itu perkembangan negosiasi antara AS dengan Tiongkok sudah mulai menemui titik terang dengan pihak TIongkok yang sudah bersedia memodifikasi kebijakan perdagangannya terkait tarif, mencabut program "Made in China 2025" untuk memberikan kesempatan investor asing masuk ke perekonomian Tiongkok, serta mulai meningkatkan impornya terhadap komoditas pertanian AS.
(Baca juga: Tekanan Kurs Rupiah Mereda, Bank Dunia Ingatkan RI Agar Tidak Terbuai)
AS pun merespon melalui pernyataan Presiden Donald Trump yang bersedia mengintervensi kasus penangkapan CFO Huawei, jika diperlukan, untuk mempermulus proses negosiasi dengan Tiongkok yang menurutnya sangat penting dan akan melahirkan kesepakatan perdagangan terbesar yang pernah dibuat di dunia.
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini pun cukup ramai dengan total nilai transaksi saham mencapai Rp 10,96 triliun dari 13,89 miliar saham yang diperjualbelikan. Investor asing juga turut mendukung kenaikan indeks dengan melakukan pembelian bersih hingga Rp 686,43 miliar di semua market.
Saham bank yang selama dua hari perdagangan kemarin banyak dilepas investor asing, hari ini kembali menjadi incaran. Seperti saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang diborong oleh investor asing sebanyak 16,9 juta unit, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebanyak 106,3 juta unit, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebanyak 46,5 juta unit, serta saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sebanyak 36,7 juta unit.
Dari jajaran saham top gainers, ada lima saham yang harganya naik lebih dari 5%. Saham-saham tersebut yaitu saham PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) yang memimpin di posisi terdepan dengan kenaikan 10,43% menjadi Rp 180 per saham, saham PT Dewata Freightinternational Tbk (DEAL) mengekor dengan kenaikan 8,23% menjadi Rp 500 per saham, saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) naik 6,92% menjadi Rp 6.950 per saham, PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) naik 6,34% menjadi Rp 151 per saham, dan saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) yang naik 6,09% menjadi Rp 12.200 per saham.
(Baca pula: Hilirisasi Industri Bisa Bentengi RI dari Risiko Resesi Ekonomi AS)