Beban Meningkat, Medco Energi Telan Kerugian Rp 727 Miliar di 2018

Ihya Ulum Aldin
8 April 2019, 17:23
Medco Energi
m.skalanews.com
Medco Energi

PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) mencatatkan kinerja negatif tahun lalu dengan membukukan rugi bersih sebesar US$ 51,3 juta atau setara Rp 727,3 miliar (kurs: Rp 14.170 per dolar AS). Padahal tahun sebelumnya, mereka mencatatkan laba senilai US$ 127,09 juta.

Dalam laporan keuangan yang diunggah dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/4), jumlah penjualan dan pendapatan perusahaan sebetulnya mampu tumbuh dari US$ 905,11 juta pada 2017 menjadi US$ 1,21 miliar. Pos tersebut dikontribusi dari penjualan minyak dan gas bumi yang tumbuh dari US$ 834,6 juta pada 2017 menjadi US$ 980,1 juta di 2018.

Tidak hanya itu, penjualan dari tenaga listrik dan jasa terkait pada 2018 juga mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya dari US$ 67,5 juta menjadi US$ 235,8 juta. Hanya pos pendapatan dari jasa mengalami penurunan dari US$ 2,99 juta menjadi US$ 2,24 juta di 2018.

Meningkatnya pendapatan Medco ikut mengerek laba kotor perusahaan tahun lalu yang melonjak 52% dibandingkan 2017. Pada tahun lalu, Medco membukan laba kotor sebesar US$ 632,1 juta, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya US$ 415,5 juta. Sedangkan beban pokok penjualan perusahaan hanya naik sebesar  16,5%menjadi US$ 586,0 juta tahun lalu.

(Baca: Medco Akuisisi Ophir dengan Harga Rp 7,62 Triliun)

Namun demikian, laba perseroan tergerus akibat beberapa faktor, seperti melonjaknya beban pendanaan sebesar 34,29% menjadi US$ 188 juta pada tahun lalu. Kemudian beban penjualan, umum, dan administrasi perusahaan juga meningkat 8,84% menjadi US$ 160 juta.

Dalam laporan keuangan tersebut, Medco juga mencatat pos pembalikan (kerugian) penurunan nilai aset negatif US$ 2,16 juta dari yang sebelumnya positif US$ 95,8 juta.  Perusahaan juga mencatatkan kerugian atas dilusi investasi jangka panjang yang sebelumnya tidak ada pada 2017, menjadi minus US$ 19,0 juta pada tahun lalu.

Kinerja laba perseroan juga sulit terdongkrak setelah pada 2018 perseroan tidak lagi memperoleh  keuntungan dari kombinasi bisnis dan keuntungan pembelian diskon seperti yang terjadi pada 2017 masing-masing sebesar  US$ 16 juta dan US$ 43 juta. Alhasil, karena faktor tersebut sepanjang 2018 perusahaan harus menelan rugi bersih US$ 51,3 juta.

UJumlah aset perusahaan pada 2018 juga hanya tumbuh tipis dari US$ 5,16 miliar di 2017 menjadi US$ 5,25 miliar. Jumlah aset lancar tahun lalu pun turun dari US$ 1,97 miliar menjadi US$ 1,82 miliar di 2018. Sementara jumlah aset tidak lancar  perusahaan tumbuh dari US$ 3,18 miliar menjadi US$ 3,42 miliar di 2018.

(Baca: Medco Power Dapat Pinjaman US$ 222 juta untuk Pembangunan PLTGU Riau)

Dari sisi liabilitas, Medco juga mencetak kenaikan tipis dari US$ 3,75 miliar menjadi US$ 3,86 miliar pada 2018. Jumlah liabilitas jangka pendek mereka tahun lalu sebenarnya turun dibandingkan 2017, dari US$ 1,29 miliar menjadi US$ 1,10 miliar. Sementara, jumlah liabilitas jangka panjang tumbuh dari US$ 2,46 miliar di 2017 menjadi US$ 2,76 miliar di 2018.

Presiden Direktur Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro mengklaim, kinerja perusahaan tahun lalu dalam kondisi sangat baik, meskipun diakuinya, lingkungan bisnis energi masih penuh tantangan.

(Baca: 89 Persen Pemegang Saham Ophir Setujui Akuisisi oleh Medco)

Dia menilai, posisi keuangan perusahaan itu semakin menguat di belakang kinerja operasional perusahaan yang kuat di bisnis minyak, gas, dan ketenagalistrikan. "Persetujuan baru-baru ini oleh Pemegang Saham Ophir jelas merupakan tonggak sejarah yang menunjukkan kedewasaan dan kemampuan kami untuk mengelola transaksi multi-yurisdiksi yang kompleks," katanya melalui siaran resmi, Senin (8/4).

Dia pun optimistis pada kuartal kedua 2019 perusahaan mampu menutup transaksi semakin kuat seiring dengan basis bisnis perusahaan yang bergerak pada sektor energi dan sumber daya alam.

Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...