Pilpres Usai, Semen Indonesia Harap Kinerja Penjualan Membaik

Ihya Ulum Aldin
23 Mei 2019, 09:21
penjualan semen, semen indonesia, pilpres 2019
Katadata | Arief Kamaludin
Ilustrasi, Semen Indonesia

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) memperkirakan, pertumbuhan kinerja perseroan hingga akhir tahun bakal lebih lambat dibandingkan tahun lalu. Namun, sedikit harapan di tahun ini datang usai selesainya penyelenggaraan Pemilu dan Pilpres 2019.

Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso mengatakan, dengan selesainya Pilpres yang ditandai oleh pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa (21/5) dini hari, diharapkan volume penjualan semen perusahaan bisa naik. "Karena ada pesta demorasi, kegiatan ekonomi sedikit melambat. Jadi, banyak yang wait and see," katanya di Jakarta, Rabu (22/5).

Seperti diketahui, volume penjualan semen perseroan sebelum diselenggarakannya Pilpres mengalami penurunan sebesar 4,19 persen pada triwulan I 2019 menjadi 7,13 juta dari 7,45 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Hendi berharap, Semen Indonesia mampu melakukan rebound, sejalan dengan sektor properti yang diprediksi ikut tumbuh setelah selama 5 tahun terakhir lesu. "Mudah-mudahan dengan pengumuman dari KPU kemarin, pelaku ekonomi nanti bisa kembali normal," kata Hendi menambahkan.

(Baca: Penjualan Industri Semen April 2019 Turun 6,69%)

Selain itu, Hendi juga berharap, setelah Pilpres pemerintah tetap konsisten dengan program pembangunan infrastrukturnya. Setiap tahunnya, penjualan semen perusahaan terbesar dari segmen ritel berupa semen dalam kantong sebesar 70% hingga 75%. Sisa 25% disumbang dari semen curah. Dari penjualan semen curah tersebut sekitar 10% berasal dari proyek infrastruktur.

"Kami sudah hilang satu semester, itu karena ada Ramadan juga. Jadi, memang dari triwulan pertama 2019 ini lemah," kata Hendi menambahkan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran & Supply Chain Semen Indonesia Adi Munandir mengatakan usai Pilpres dan Idul Fitri, kinerja perusahaan diproyeksi akan lebih baik dibandingkan pada paruh pertama 2019. Dia memperkirakan, penjualan pada sementer II-2019 bisa menyumbang 60% dari target penjualan sepanjang tahun ini.

Optimisme tersebut hadir karena karena pelaku pasar sudah tidak wait and see lagi karena proyek-proyek yang sebelumnya tertunda karena Pilpres akan kembali dilanjutkan. "Pencairan anggaran biasanya terjadi di semester II juga," ujarnya.

(Baca: Tumbuh 87%, Semen Indonesia Kantongi Laba Bersih Rp 3 Triliun)

Direktur Keuangan Semen Indoensia Doddy Sulasmono mengatakan bahwa Semen Indonesia telah menyiapkan strategi untuk mengejar kinerja awal tahun yang sedikit jeblok. Mereka bakal banyak menggunakan strategi non-organik dengan mengoptimalkan aset SBI yang sudah ada.

Pasalnya dengan akusisi tersebut, Semen Indonesia ikut memiliki Semen Andalas di Aceh, dan pabrik-pabrik SBI di Narogong dan Tuban. Selain itu, Semen Indonesia juga memiliki infrastruktur logistik di hilir.

Seperti diketahui, pada triwulan pertama 2019 ini saja, laba bersih Semen Indonesia anjlok 34,86% menjadi Rp 268,10 miliar dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 411,55 miliar. Padahal, pendapatan perusahaan pada periode tersebut melonjak 22,81% menjadi Rp 8,13 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 6,62 triliun.

Penurunan laba bersih tersebut disebabkan oleh naiknya beban pokok pendapatan yang naik 20,6% menjadi Rp 5,9 triliun dari Rp 4,9 triliun tahun lalu. Selain itu, beban keuangan juga melonjak, bahkan hingga 210,80% menjadi Rp 711,62 miliar dari Rp 228,96 miliar.

(Baca: Triwulan I-2019, Volume Penjualan Semen Indonesia Turun 4%)

Reporter: Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...