IHSG Ditutup Menguat 1,79% Berkat Cuitan Trump Terkait Produksi Minyak

Ihya Ulum Aldin
14 April 2020, 16:18
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG mencatatkan penguatan, berkat pernyataan Trump terkait pemangkasan produksi minyak dan keputusan BI menahan level suku bunga acuan
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG mencatatkan penguatan, berkat pernyataan Trump terkait pemangkasan produksi minyak dan keputusan BI menahan level suku bunga acuan.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (14/4) ditutup meroket hingga 1,79% menyentuh level 4.706,49.

Kenaikan IHSG utamanya ditopang oleh sentimen eksternal, yakni pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, terkait dengan rencana pemangkasan produksi minyak untuk menjaga harga minyak dunia.

"Sentimen positif adalah terkait dengan statemen Trump, yang berkomitmen untuk meningkatkan batasan produksi minyak," kata Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama kepada Katadata.co.id, Selasa (14/4).

Sebelumnya, melalui akun Twitter @realdonaldtrump, Trump mengatakan, bahwa pemangkasan produksi minyak, bisa mencapai 20 juta barel per hari (bph).

"Saya bisa katakan, angka yang akan dipangkas oleh OPEC+ adalah 20 juta barel per hari, bukan 10 juta seperti yang dilaporkan," katanya Senin (14/4).

Rencana pemangkasan produksi tersebut juga berefek pada pergerakan bursa-bursa saham utama di kawasan Asia. Nikkei 22 menguat hingga 3,13%, Strait Times menguat 2,44%. Sementara Hang Seng dan Shanghai Composite Index, masing-masing naik 0,56% dan 1,59%.

(Baca: IHSG Sesi I Naik 0,45% Meski Asing Lepas Saham Jelang Pengumuman BI)

Selain dipengaruhi sentimen eksternal, kenaikan IHSG juga dipengaruhi oleh keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan. Seperti diketahui, BI menahan suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate di level 4,5%.

Keputusan menahan suku bunga acuan ini dilakukan BI, untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan pandemi virus corona atau Covid-19.

Sepanjang perdagangan Selasa (14/4), tercatat ada 7,06 miliar unit saham diperdagangkan investor, dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,03 triliun. Tercatat 262 saham ditutup menguat, 143 saham ditutup turun, dan 137 saham sisanya ditutup stagnan.

Sepanjang sesi perdagangan, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih atau net sell di pasar reguler mencapai Rp 439,45 miliar. Saham terbesar yang dijual investor asing adalah, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dilepas Rp 187 miliar. Meski demikian, saham BCA tetap mampu menguat 0,27% di Rp 27.575.

Di urutan kedua, investor asing menjual saham PT Astra International Tbk (ASII), sebesar Rp 87,54 miliar, di mana saham ASII kemudian bergerak stagnan di level Rp 3.960 per saham.

(Baca: IHSG Ditutup Turun 0,54% Tertekan Pemangkasan Produksi Minyak OPEC+)

Reporter: Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...