Pendanaan ESG Bank DBS Naik 14%, Termasuk untuk Biodiesel


Bank DBS Indonesia mencatat pendanaan terkait ESG (enviromental, social, and governance) atau Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) sebesar 14,8 persen, sepanjang 2024 hingga awal 2025.
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Kunardy Lie, mengatakan pendanaan tersebut di antaranya melalui Sustainability-Linked Trade Facility (SLTF) yang diluncurkan pada Januari 2025. Bank DBS mengucurkan US$ 20 juta bagi PT Indo-Rama Synthetics Tbk, produsen benang pintal dan poliester yang merupakan anak perusahaan Indorama Corporation Pte. Ltd, Singapura.
Di awal Maret, Bank DBS Indonesia bekerja sama dengan Bank UOB Indonesia dalam pendanaan sebesar Rp 1,7 triliun kepada PT Princeton Digital Group (PDG) melalui skema club loan.
"Dana ini digunakan untuk mengembangkan JC2, kampus pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI) dengan kapasitas 22 MW di Cibitung," ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (27/3).
Untuk sektor produksi pangan berkelanjutan, Bank DBS Indonesia menyalurkan Sustainability-Linked Loan (SLL) senilai Rp 350 miliar kepada PT CJ Feed & Care Indonesia guna mendukung target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 25 persen pada 2030.
Pendanaan lainnya termasuk fasilitas trade financing senilai US$ 50 juta kepada Permata Group untuk memperkuat operasional penjualan biodiesel, serta dukungan terhadap Kaer, perusahaan penyedia solusi pendinginan berkelanjutan untuk bangunan komersial dan industri.
Kunardy mengatakan langkah nyata ini mengantarkan Bank DBS Indonesia meraih penghargaan Indonesia’s Best Bank for ESG dalam ajang Euromoney Awards for Excellence 2024 serta World’s Best Bank for Sustainable Finance 2025 dari Global Finance.
"Penghargaan ini menjadi bukti ketahanan serta kekuatan finansial Bank DBS, sekaligus memperkuat perannya sebagai mitra tepercaya bagi nasabah dan masyarakat," ujarnya.