Jerman berencana untuk memangkas biaya energi bagi konsumen dan bisnis sebesar 42 miliar euro $48,69 miliar atau setara Rp 798 triliun. Pemangkasan dilakukan untuk tahun 2026 dan 2029.
Pemangkasan anggaran energi dilakukan karenaadanya pemanfaatan Climate and Transformation Fund (Dana Iklim dan Transformasi), rancangan anggaran federal 2026.
Berdasarkan rancangan, ada sekitar 26 miliar Euro atau Rp 494 triliun dari jumlah tersebut akan dialokasikan sebagai subsidi untuk biaya jaringan transmisi listrik.
Harga listrik di Jerman termasuk yang tertinggi di dunia, menduduki peringkat kelima secara global pada kuartal pertama tahun ini dengan rata-rata 38 sen Euro per kilowatt-jam.
Pemerintahan baru Kanselir Friedrich Merz mengatakan pihaknya berencana untuk memotong pajak listrik untuk sektor-sektor tertentu.
Menurut rancangan anggaran, pemerintah menganggarkan 3 miliar Euro sebagai keringanan bagi perusahaan yang menggunakan banyak energi tahun depan. Sementara itu, sebanyak 6,5 miliar Euro akan dialokasikan untuk subsidi biaya jaringan.
"Berdasarkan peraturan bantuan negara Uni Eropa, penerapan harga listrik industri sedang dipertimbangkan," demikian bunyi rancangan anggaran tersebut, dikutip dari Reuters.
Merespon kritik perusahaan atas tingginya biaya energi dan aturan hijau yang memberatkan, pada bulan lalu Uni Eropa mengumumkan aturan baru tentang bantuan negara, yang memungkinkan industri berat menerima keringanan harga listrik sementara.