RI-Singapura Bangun Kawasan Industri Hijau di Kepri, Gunakan Listrik Bersih

Mela Syaharani
17 Juni 2025, 11:42
industri hijau indonesia, singapura
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/tom.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (kanan) dan Menteri urusan Energi serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng (kiri).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah Indonesia dan Singapura akan membangun kawasan industri hijau terintegrasi di Kepulauan Riau. Pembangunan ini masuk dalam salah satu kerja sama strategis yang disepakati kedua negara melalui nota kesepahaman zona industri berkelanjutan atau sustainable industrial zone.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengatakan proyek ini ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan di subsektor energi bersih.

"Kami telah meminta pemerintah Singapura untuk mempertimbangkan secara serius pembangunan kawasan industri yang bertujuan untuk hilirisasi berbasis energi baru terbarukan," kata Bahlil dalam siaran pers, dikutip Selasa (17/6).

Pengembangan kawasan industri ini dirancang dengan ekosistem yang komprehensif. Ketersediaan energi akan dipasok melalui perdagangan listrik lintas batas berbasis energi bersih.

Selain itu, untuk menjaga emisi tetap rendah, teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) akan diimplementasikan melalui nota kesepahaman terpisah di bidang tersebut.

Menurut Bahlil, kesepakatan ini membuka peluang pasar baru bagi energi surya dan panas bumi nasional. Teknologi CCS akan memberikan solusi untuk industri yang sulit melakukan dekarbonisasi.

Bagi pemerintah pembangunan kawasan industri hijau di Kepri diharapkan menjadi model pengembangan ekonomi rendah karbon yang mampu menciptakan ribuan lapangan kerja baru dan mendorong transfer teknologi canggih. 

Bahlil menyebut program hilirisasi menjadi syarat mutlak dalam kerja sama ini. Ia memastikan industri pembuatan komponen utama seperti panel surya dan kabel akan didirikan di Indonesia sebagai bagian dari kesepakatan.

"Nilai tambah yang kami  akan bangun adalah solar panel. Itu industrinya nanti di Indonesia. Bahkan untuk kabel juga akan dibangun di sini," ujar Bahlil.

Ia optimistis proyek ini akan berjalan lancar karena telah dipersiapkan secara matang. Kawasan industri ini akan dibangun di Karimun dan Bintan, yang wilayahnya dekat dengan Singapura.

“Total investasi di luar itu saja sudah sekitar US$ 10 miliar (sekitar Rp 163 triliun) dan yang terpenting calon-calon investornya pun sudah ada," ucap Bahlil.

Penandatanganan nota kesepahaman alias MoU telah dilakukan oleh Bahlil dan Menteri Energi dan Ilmu Pengetahuan & Teknologi Singapura Tan See Leng, disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong di Singapura, Senin (16/6) waktu setempat.

Sebagai informasi, Bahlil dan Tan See Leng sebelumnya telah menandatangani tiga MoU terkait pengembangan energi ramah lingkungan antar kedua negara, yang dilaksanakan pada Jumat lalu di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta. 

Kerja sama energi ini dituangkan dalam 3 MoU yaitu zona industri berkelanjutan (sustainable industrial zone/SIZ); interkoneksi dan perdagangan listrik lintas batas, teknologi energi terbarukan dan rendah karbon, serta efisiensi dan konservasi Energi; dan kerja sama penangkapan dan penyimpanan karbon lintas batas.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...