Cina Gagal Capai Target Intensitas Karbon Imbas Lonjakan Konsumsi Energi

Image title
3 Maret 2025, 12:28
Badan perencanaan ekonomi utama Cina mengatakan mereka mengambil langkah-langkah untuk mengurangi subsidi untuk proyek-proyek energi terbarukan setelah booming instalasi tenaga surya dan angin.
REUTERS/Stringer
Badan perencanaan ekonomi utama Cina mengatakan mereka mengambil langkah-langkah untuk mengurangi subsidi untuk proyek-proyek energi terbarukan setelah booming instalasi tenaga surya dan angin.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Cina berhasil menekan intensitas emisi karbondioksida (CO2) pada pertumbuhan ekonominya sebesar 3,4% sepanjang tahun 2024. Hal itu bisa dicapai setelah berhasil mendorong lonjakan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).

Sebagaimana diketahui, intensitas karbon digunakan untuk mengukur seberapa banyak CO2 yang dihasilkan per unit pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Namun, Cina masih belum mencapai target intensitas emisi karbon dalam pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 sebesar 3,9%.

Meski begitu, angka tersebut masih berada dibawah target yang ditetapkan sebesar 3,9%. Target tersebut ditetapkan untuk mencapai pengurangan intensitas emisi karbon sebesar 18% pada tahun 2021-2025 guna mencapai puncak emisi pada 2030.

 Analis utama di Centre for Research on Energy and Clean Air, Lauri Myllyvirta mengatakan Cina mengalami keterlambatan dalam mencapai target yang telah ditetapkan pada tahun 2023 setelah lonjakan konsumsi energi pasca-COVID.

 “Cina hanya berhasil mengurangi intensitas karbon sebesar 8% dari tahun 2020 hingga 2024, yang membuat target 2025 menjadi sangat sulit untuk tercapai,” ujar Myllyvirta dikutip Reuters, Senin (3/3).

 Myllyvirta mengatakan kondisi tersebut membuat komitmen Cina pada PBB untuk mengurangi intensitas karbon lebih dari 65% dari level 2005 hingga 2030 menjadi lebih sulit untuk dicapai.

 "Bahkan dengan asumsi optimistis untuk 2025, intensitas CO2 harus turun 22% dalam periode lima tahun ke depan,” ujarnya.

 Meski begitu, beberapa lembaga yang berasal dari negeri tirai bambu tersebut mengungkap bahwa konsumsi energi bahan bakar fosil per unit pertumbuhan ekonomi Cina turun sebesar 3,8% pada 2024, melebihi target tahunan sebesar 2,5%.

 Negara ini bertujuan untuk mengurangi intensitas energi sebesar 13,5% dari 2021 hingga 2025.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...