Potensi Besar, ESDM Patok Investasi Sektor EBT Capai Rp 280 Triliun

Image title
2 Maret 2020, 14:26
energi baru terbarukan, kementerian esdm, investasi sektor ebt
ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Ilustrasi energi baru terbarukan bersumber dari tenaga surya. Kementerian ESDM menargetkan investasi di sektor EBT sebesar Rp 280 triliun hingga 2024.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mematok investasi ke sektor energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 280 triliun hingga 2024. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan Indonesia masih mempunyai potensi sumber energi bersih sebesar 700 gigawatt (GW) untuk dikembangkan.

Arifin menjelaskan, sektor EBT saat ini menjadi opsi pemenuhan kebutuhan sumber energi di dalam negeri. Pasalnya, peran fosil sebagai energi yang tak dapat diperbaharui semakin lama akan menipis.

"Kita patut bersyukur, kita memiliki EBT yang sangat besar. Kalau di convert itu menghasilkan 700 GW dengan surya 300 GW," ujar Arifin dalam diskusi di Jakarta, Senin (2/3).

(Baca: Kejar Target EBT, Kementerian ESDM Dorong Industri Gunakan Panel Surya)

Berdasarkan proyeksi Kementerian ESDM perolehan angka investasi sektor EBT yang didapat mulai 2020 sebesar US$ 2 miliar (Rp 28,8 triliun, asumsi kurs Rp 14.400/US$), kemudian pada 2021 senilai US$ 4 miliar (Rp 57,6 triliun), 2022 senilai US$ 5 miliar (Rp 72 triliun), 2023 senilai US$ 4 miliar, dan pada 2024 senilai US$5 miliar.

Adapun saat ini, Pemerintah berkomitmen meningkatkan penambahan kapasitas pembangkit EBT hingga 9.051 megawatt (MW) dalam lima tahun, dengan rincian 687 MW (2020), meningkat ke 1.001 MW (2021), 1.922 MW pada 2022, 1.778 MW pada 2023, dan 3.664 MW pada 2024.

Maka itu, dia menargetkan bauran energi nasional pada tahun 2025 dapat mencapai 23%. Adapun saat ini realisasinya telah mencapai 9 - 10%.

(Baca: Cadangan Terbesar Dunia, Pertamina Genjot Pengembangan Panas Bumi)

Meski demikian untuk mencapai target tersebut menurutnya perlu upaya besar yang harus dilakukan. Misalnya seperti menyiapkan kebijakan baru guna mendongkrak investasi di sektor EBT agar semakin menarik.

Di sisi lain, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin menyebut proses transisi dari energi fosil ke energi bersih merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan saat ini. Disamping itu, pemerintah juga harus mampu menciptakan energy security meliputi ketersediaan, keterjangkauan dan sustainability.

"Beralih ke energi yang tidak merusak alam dan energi terbarukan harus dilakukan bersama-sama antara BUMN dan swasta," ujarnya.

(Video IDE Katadata 2020: Peningkatan Investasi EBT oleh Arifin Tasrif)

Reporter: Verda Nano Setiawan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...