TPSA Bagendung Cilegon Olah Sampah Jadi Bahan Bakar PLTU Suralaya

Hari Widowati
7 Juli 2025, 08:50
sampah, PLTU, PLTU Suralaya
ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/YU
Pekerja mengeluarkan sampah organik dari mesin kompos pencacah di TPSA Bagendung, Kota Cilegon, Banten, Rabu (2/7/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung, Kota Cilegon, Banten mengolah sampah untuk diubah menjadi bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya. Setiap hari TPSA Bagendung menghasilkan 10 ton Bahan Bakar Jemputan Padat (BBJP).

Kepala TPSA Bagendung Bagus Ardanto mengatakan pengolahan sampah menjadi BBJP untuk campuran (co-firing) pada PLTU merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah mendukung target net zero emission (NZE) nasional pada 2060.

"Target di tahun 2030 sudah harus mencapai 25% untuk penggunaan energi baru terbarukan (EBT) seperti BBJP ini dan kami berharap bisa meninggalkan bahan bakar fosil," ujar Bagus seperti dikutip Antara, Sabtu (5/7).

TPSA Bagendung telah mengubah sampah menjadi BBJP sejak 2021. Setiap hari TPSA Bagendung mengumpulkan 30 ton sampah yang kemudian diolah untuk menghasilkan 10 ton BBJP.

Sampah-sampah yang dikumpulkan tersebut berasal dari sejumlah pasar, seperti Pasar Kranggot. Sampah yang telah dikumpulkan kemudian dipilah sebelum dilakukan proses produksi dan selanjutnya dikirim ke PLTU Suralaya jika volume BBJP telah mencapai 50 ton.

“Dari penggunaan BBJP ini dapat mengurangi sebanyak lima persen dari penggunaan batu bara yang dibakar di PLTU,” kata Bagus.

Ia mengatakan pengolahan BBJP tidak hanya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Hal ini juga bisa mengurangi timbulan sampah, terutama di kota-kota besar.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...