Jakarta Utara Jadi Percontohan Nasional Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

Ajeng Dwita Ayuningtyas
1 Juli 2025, 15:17
Jakarta Utara, pengolahan sampah, pemilahan sampah
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Guru mendampingi murid TK mengikuti aksi memungut sampah bersama di kawasan TK Negeri Sunter Agung, Jakarta, Jumat (21/2/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menetapkan Jakarta Utara sebagai wilayah percontohan nasional dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Kolaborasi aktif warga, penggunaan teknologi tepat guna, dan program insentif sosial membuat wilayah ini berhasil memilah 93,5% sampah rumah tangga. 

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan keberhasilan Jakarta Utara ini akan direplikasi di daerah-daerah lainnya.

Sebanyak 970 dari 1.037 rumah tangga di RW 05 Sunter Agung, Jakarta Utara terlibat aktif memilah sampah domestik. Model pengelolaan yang diterapkan di komunitas ini menggabungkan edukasi lingkungan secara rutin, sistem pengolahan organik, penerapan teknologi skala rumah tangga dan komunitas, serta skema insentif sosial yang mendorong partisipasi warga lintas usia.

“Inisiatif ini tidak hanya fokus pada pengurangan volume sampah yang dibuang ke TPA, tetapi juga meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan warga secara simultan,” kata Hanif dalam siaran pers, Senin (30/6).

Program Unggulan Pengolahan Sampah

Beberapa program unggulan RW 05 Sunter Agung dalam pengelolaan sampah adalah Green House Sunter Muara, Bank Sampah Sunter Muara, ATM-Ku, Teknologi Biopond Maggot dan Central Maggot, Drop Point Sampah Organik Domestik, serta penataan sanitasi lingkungan.

Green House Sunter Muara merupakan model pemanfaatan lahan sempit di kawasan padat penduduk. Program ini mengintegrasikan urban farming, pengomposan sampah organik, dan budidaya ikan lele.

Selain itu, ada Bank Sampah Sunter Muara yang menerapkan layanan penukaran sampah dengan kebutuhan dasar seperti layanan kesehatan gratis (Sedarah), token listrik (Bang Jali), dan voucher sembako.

Program ATM-Ku adalah sistem tabungan sampah yang terintegrasi dengan buku tabungan seperti sistem perbankan.

Inovasi lainnya, Teknologi Biopond Maggot dan Central Maggot, memanfaatkan larva black soldier fly untuk menghasilkan pakan ternak berkualitas dari sampah organik. Sementara itu, program Drop Point Sampah Organik Domestik merupakan titik pengumpulan sampah organik domestik yang tersebar di beberapa rukun tetangga (RT), yang dikelola mandiri sebelum diolah. 

Terakhir, masyarakat RW 05 Sunter Agung melaksanakan penataan sanitasi lingkungan dengan membangun septic tank komunal untuk menghentikan pembuangan limbah domestik langsung ke Kali Sentiong, sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Melalui program edukasi lingkungan Kurangi, Pilah, dan Olah Sampah (KUPILAH), pendekatan partisipatif yang konsisten dilakukan dengan melibatkan elemen-elemen masyarakat. Hal ini menjadi salah satu faktor keberhasilan program tersebut.

Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menilai dampak dari berbagai inovasi ini tidak hanya terlihat pada penurunan volume sampah yang dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Berbagai inovasi ini juga meningkatkan pendapatan warga, memperkuat ketahanan pangan keluarga, serta menumbuhkan budaya hidup bersih dan sehat di lingkungan perkotaan.

Inovasi ini sekaligus mendukung target nasional pengurangan sampah sebesar 52,21% pada tahun 2025 dan pengelolaan 100% sampah pada tahun 2029, sebagaimana tercantum dalam Kebijakan dan Strategi Nasional (Jakstranas) Pengelolaan Sampah. 

Program pengelolaan sampah di Jakarta Utara ini juga menjadi bukti konkret kontribusi Indonesia dalam pengurangan emisi karbon dan pencapaian target net zero emission.

“Peta jalan pengelolaan sampah ini harus dipercepat dan perlu ada intensitas lebih agar target cepat tercapai. Saya juga berharap keaktifan lebih dari swadaya masyarakat,” tambah Menteri Hanif.

Berikutnya, KLH/BPLH akan mendorong replikasi model RW 05 ke wilayah lain di Daerah Khusus Jakarta, serta di kabupaten/kota lainnya di Indonesia. KLH akan menyediakan dukungan teknis dalam bentuk regulasi, pelatihan, penyediaan peralatan, serta kolaborasi lintas sektor.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ajeng Dwita Ayuningtyas

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...