Apa Itu Laptop Chromebook yang Disidik Kejagung dan Bedanya dengan Windows OS?

Desy Setyowati
27 Mei 2025, 12:02
Chromebook, chrome, windows,
Google
Chromebook
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kejaksaan Agung atau Kejagung melakukan penyidikan terkait dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Kemendikbudristek. Apa itu Chromebook? Dan apa perbedaan Chrome OS dengan Windows OS?

Chrome adalah sistem operasi atau operating system buatan Google yang menjadi inti dari setiap perangkat Chromebook. OS ini berbasis Linux, sistem operasi open-source yang memungkinkan pengguna untuk melihat, memodifikasi, dan mendistribusikan ulang kode sumber. Sebaliknya, Windows dan macOS bersifat proprietary, sehingga kode sumbernya tertutup dan tidak dapat diakses publik.

Berikut perbedaan Chrome OS dan Windows OS dikutip dari laman resmi Google dan Microsoft:

AspekChromeOSWindows OS
PengembangGoogleMicrosoft
Fokus utamaAplikasi web dan cloud alias komputasi awanAplikasi desktop dan produktivitas lokal
Kebutuhan hardwareRinganCenderung lebih berat
Dukungan aplikasiWeb apps, Android apps, Linux apps (terbatas)Aplikasi Windows (EXE, MSI)
Kompatibilitas gameTerbatas, tapi ada GeForce NOW, Steam betaKompatibel dengan banyak game besar
Office SuiteGoogle Docs, Office OnlineMicrosoft Office penuh (Word, Excel)

Dari sisi keamanan perangkat, Chrome OS berbasis pada sistem sandbox dan pembaruan sistem otomatis. Sandbox dalam konteks perangkat, adalah bagian terpisah yang dibuat dalam sistem komputer untuk menjalankan perangkat lunak atau kode.

Pengembangan perangkat lunak alias software melibatkan banyak uji coba, debugging, dan perbaikan. Sandbox memberikan tempat aman untuk menguji perangkat lunak tanpa khawatir merusak atau mengganggu OS utama atau aplikasi lainnya.

Sementara untuk Windows OS, Microsoft memiliki Aplikasi Keamanan Windows, termasuk fitur seperti antivirus Microsoft Defender, Windows Firewall, dan Smart App Control.

Pembaruan sistem Chrome OS lebih ringan ketimbang Windows OS. Chrome OS didesain agar sebagian besar aplikasi berjalan di dalam browser Chrome, sehingga mengurangi kebutuhan akan perangkat lunak yang berat dan kompleks, seperti pada Windows. 

Oleh karena itu, aplikasi seperti gim yang membutuhkan ruang penyimpanan dan kualitas gambar yang besar, sulit digunakan di laptop ataupun komputer berbasis Chrome OS. Perangkat berbasis Chrome OS biasanya terbatas pada penggunaan game web atau bukan berupa aplikasi.

Chrome OS berbasis cloud sebagai penyimpanan, sehingga  bergantung pada koneksi internet. Meskipun demikian, Chrome OS menawarkan beberapa fitur offline, tetapi terbatas.

Aktivitas yang bisa dilakukan di perangkat Chromebook secara offline seperti membaca dan menulis email dengan Gmail Offline, menulis catatan atau membuat daftar dengan Google Keep, membuat dan mengedit dokumen, slide, atau spreadsheet menggunakan aplikasi Google Drive.

Kejagung Sidik Dugaan Korupsi Pengadaan Laptop Chromebook

Kepala Pusat Penerangan Hukum atau Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar mengatakan penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus alias Jampidsus mendalami dugaan adanya pemufakatan jahat oleh berbagai pihak dengan mengarahkan tim teknis agar membuat kajian teknis terkait pengadaan bantuan peralatan yang berkaitan dengan pendidikan teknologi pada 2020.

“Supaya diarahkan pada penggunaan laptop yang berbasis pada OS Chrome,” kata Harli di Jakarta, Senin (26/5). Padahal, penggunaan Chromebook bukanlah suatu kebutuhan lantaran pada 2019, telah dilakukan uji coba penggunaan 1.000 unit Chromebook oleh Pustekom Kemendikbudristek dan hasilnya tidak efektif.

“Kenapa tidak efektif? Karena kita tahu bahwa itu berbasis internet, sementara di Indonesia internetnya itu belum semua sama,” ia menambahkan.

Dari pengalaman tersebut, tim teknis merekomendasikan untuk menggunakan spesifikasi dengan sistem operasi Windows. Namun, Kemendikbudristek saat itu mengganti kajian ini dengan studi baru yang merekomendasikan penggunaan OS Chrome.

Harli menjelaskan, Kemendikbudristek pada 2020 menyusun rencana untuk pengadaan bantuan peralatan TIK bagi satuan pendidikan tingkat dasar, menengah, dan atas yang ditujukan untuk pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimal (AKM).

Dari uji coba pengadaan 1.000 unit Chromebook oleh Pustekom Kemendikbudristek sebelumnya pada 2018 - 2019 ditemukan berbagai kendala, di antaranya Chromebook hanya dapat efektif digunakan apabila terdapat jaringan internet.

"Bahwa kondisi jaringan internet di Indonesia sampai saat ini diketahui belum merata, akibatnya penggunaan Chromebook sebagai sarana untuk melaksanakan kegiatan Asesmen Kompetensi Minimal (AKM) pada satuan Pendidikan berjalan tidak efektif," kata Harli dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (27/5).

Atas dasar hal itu, berdasarkan hasil perbandingan dengan beberapa OS lainnya, tim teknis perencanaan pembuatan kajian pengadaan peralatan TIK dalam kajian pertama (Buku Putih) merekomendasikan agar menggunakan perangkat dengan OS Windows. Namun tidak diamini oleh Kemendikbudristek saat itu.

Kemendikbudristek saat itu mengganti kajian pertama tersebut dengan kajian baru dengan menggunakan spesifikasi OS Chrome atau Chromebook. "Diduga penggantian spesifikasi tersebut bukan berdasarkan atas kebutuhan yang sebenarnya," kata Harli.

Harli mengungkapkan, berdasarkan keterangan saksi-saksi serta alat bukti lainnya, telah ditemukan adanya tindakan persekongkolan atau permufakatan jahat dengan cara mengarahkan kepada tim teknis yang baru agar dalam membuat kajian teknis pengadaan peralatan TIK diunggulkan untuk menggunakan laptop dengan OS Chromebook dalam proses pengadaan barang/jasa, dan bukan atas dasar kebutuhan ketersediaan peralatan TIK yang akan digunakan dalam rangka pelaksanaan AKM serta kegiatan belajar mengajar. 

Atas dasar kajian pengadaan TIK untuk satuan Pendidikan, Kemendikbudristek menganggarkan kegiatan pengadaan bantuan bagi satuan Pendidikan Tahun Anggaran 2020 - 2022 Rp 3,5 triliun dan DAK Rp 6,3 triliun. "Jumlah keseluruhan dana untuk pengadaan laptop Chromebook Rp 9,98 triliun," kata Harli.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...