Investor soal Dugaan Fraud eFishery: Tak Selalu karena Pendiri Punya Niat Jahat

Kasus dugaan fraud eFishery sempat menghebohkan industri startup Indonesia. Co-founder and General Partner Alpha JWC Ventures Jefrey Joe menilai kasus seperti ini tidak selalu karena niat jahat.

Jefrey Joe memahami bahwa membangun startup yang sukses merupakan proses yang sangat sulit dan penuh tekanan. "Membangun perusahaan dari nol itu sangat sulit. Di tengah tekanan untuk terus tumbuh, beberapa pendiri bisa saja tergoda untuk mengambil jalan pintas," ujar dia dalam acara peluncuran SpeakUp di Jakarta, Rabu (23/7).

Menurut Jefrey, jalan pintas kerap dimotivasi oleh keinginan untuk menampilkan kondisi keuangan yang tampak lebih baik dari kenyataan, dengan harapan bisa menarik pendanaan lanjutan.

Fenomena itu disebutnya dengan istilah fake it till you make it. "Mereka berpikir ‘oke deh kami palsukan dulu, siapa tahu dapat pendanaan lagi dan punya waktu untuk benar-benar membangun bisnisnya’. Tapi ini ibarat gali lubang tutup lubang,” ujar dia.

“Boosting the number itu untuk menunjukkan pertumbuhan. Dulu banyak yang berfokus ‘bakar uang’ untuk menaikkan pendapatan, karena landscape-nya begitu. Investor saat itu juga mencari growth secepat-cepatnya," Jefrey menambahkan.

Pola pikir jangka pendek yang mengutamakan hasil instan ketimbang membangun fundamental bisnis secara berkelanjutan itu, sering kali menjadi akar dari tindakan manipulatif seperti penggelembungan data keuangan.

Alpha JWC Luncurkan SpeakUp untuk Hindari Fraud Startup

Perusahaan modal venture Alpha JWC Ventures meluncurkan SpeakUP, platform whistleblowing untuk meningkatkan tata kelola ekosistem startup di Asia Tenggara. 

“SpeakUp tidak kami luncurkan sebagai respons terhadap krisis, melainkan sebagai langkah membangun infrastruktur tata kelola jangka panjang,” ujar Direktur Value Creation Alpha JWC Ventures & Program Lead SpeakUp Initiative Satria Situmorang.

Peluncuran SpeakUp merupakan respons terhadap meningkatnya kebutuhan tata kelola yang kuat di tengah pertumbuhan sektor teknologi dan digital.

Beberapa kasus besar yang menimpa perusahaan rintisan di Asia Tenggara, mulai dari dugaan manipulasi laporan keuangan hingga penyalahgunaan dana, disebutnya menunjukkan bahwa integritas dan transparansi harus dibangun sejak awal perjalanan bisnis, bukan saat perusahaan sudah besar.

SpeakUp dirancang sebagai sistem pelaporan internal yang terenkripsi dan anonim, memungkinkan karyawan, founder, maupun pemangku kepentingan lainnya untuk melaporkan dugaan pelanggaran, mulai dari isu operasional hingga pelanggaran serius oleh pimpinan perusahaan.

Ia menjelaskan, semua laporan akan ditangani secara independen dengan prosedur verifikasi yang ketat.   Fitur utama SpeakUp meliputi:

• Anonimitas penuh dan perlindungan pelapor
• Cakupan semua bentuk pelanggaran, termasuk konflik kepentingan, penyalahgunaan dana, pelecehan, dan diskriminasi
• Eskalasi langsung ke komite independen, termasuk kasus yang melibatkan founder atau eksekutif senior
• Cakupan lintas portofolio, dengan jangkauan lebih dari 80 perusahaan dan 30.000 karyawan

Selain memperkuat perusahaan rintisan, SpeakUp  mendukung tujuan tata kelola nasional. Di Indonesia, sektor ekonomi digital senilai US$130 miliar sangat bergantung pada kepercayaan publik. Namun, skandal korporasi di sektor swasta telah menimbulkan skeptisisme, kehilangan pekerjaan, dan potensi kebocoran pajak. 

Hingga saat ini sebanyak 20 perusahaan portfolio Alpha JWC Ventures telah bergabung dalam platform tersebut. Inisiatif ini ditargetkan menjangkau lebih dari 30.000 karyawan di lebih dari 80 startup binaan Alpha JWC Ventures.