Konsumen Habiskan Rp 57,7 Triliun untuk Pesan Ojol dan Taksi Online


Konsumen di Indonesia menghabiskan US$ 3,51 miliar atau Rp 57,7 triliun untuk memesan taksi online dan ojek online alias ojol sepanjang 2024, menurut data We Are Social. Angkanya meningkat 7,3% secara tahunan atau year on year (yoy).
Data We Are Social menunjukkan ada 88,3 juta akun pengguna layanan taksi online dan ojol seperti Gojek, Grab, Maxim hingga inDrive. Jumlahnya naik 6,4% dibandingkan 2023.
Google, Temasek, dan Bain and Company dalam laporan bertajuk ‘e-Conomy SEA 2024’ memperkirakan nilai transaksi taksi online dan ojol diperkirakan naik 13% yoy menjadi US$ 9 miliar atau Rp 142 triliun (kurs Rp 15.732 per US$) tahun ini.
Peningkatan transaksi taksi dan ojek online alias ojol tersebut disebabkan oleh kenaikan tarif layanan dan bertambahnya jumlah pengemudi.
“Saya tidak tahu kalian di sini merasa hal yang sama atau tidak? Tetapi harga layanan taksi dan ojek online alias ojol naik sedikit,” ujar Partner Bain and Company Aadarsh Baijal di Kantor Google, Jakarta, pada November tahun lalu (13/11/2024).
Aadarsh menyampaikan perusahaan seperti Gojek, Grab, Maxim, dan inDrive masih berkompetisi terkait harga, namun tarif taksi dan ojek online alias ojol pada umumnya naik sedikit.
Hal itu karena perusahaan mengurangi ‘bakar uang’, sehingga tarif taksi dan ojek online alias ojol mulai normal.
Jumlah pengemudi Gojek, Grab, Maxim, dan inDrive juga menjadi faktor pendorong transaksi.
“Dalam jangka pendek, kedua faktor itu sebenarnya membantu kebangkitan sektor ini. Jumlah pengemudi yang cukup, bisa melayani permintaan besar dan karena keadaan membaik, harga kembali naik,” katanya.
Proyeksi transaksi layanan taksi dan ojek online alias ojol sebagai berikut:
- 2022: US$ 8 miliar
- 2023: US$ 7 miliar
- 2024: US$ 9 miliar
- 2030: US$ 20 miliar
Ojol Demo soal Aceng dan Slot
Di satu sisi, pengemudi ojol di Indonesia mengeluhkan program argo goceng alias aceng dan slot. Oleh karena itu, pengemudi ojol yang tergabung dalam Garda berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pekan lalu (27/2).
Salah satu pengemudi ojol yang berunjuk rasa Sri Lestari menyampaikan, Aceng merupakan singkatan dari Argo Goceng. Layanan ini tersedia untuk GoFood dan GoSend Gojek.
Driver ojol yang bergabung dengan Gojek sejak 2015 itu menjelaskan Aceng adalah program argo pengiriman barang dan makanan jauh maupun dekat hanya Rp 5.000. “Ini yang diterima oleh pengemudi,” kata Sri kepada Katadata.co.id di tengah-tengah unjuk rasa, di Jakarta, pekan lalu (27/2).
Program Aceng Gojek itu tersedia sejak Agustus 2023. Pengemudi ojol tiba-tiba menerima notifikasi Kopdar di aplikasi. Kopdar adalah forum rutin yang mempertemukan Gojek dengan para pengemudi ojol guna memahami kendala dan kebutuhan mitra.
“Begitu kami membuka tautan atau link tersebut, tiba-tiba kami masuk ke akun Aceng. Jadi tidak semua pengemudi ojol, tetapi rerata yang baru bergabung (menjadi mitra), masuk ke akun Aceng karena belum tahu,” ujar Sri. “Ganti akun sulit, karena pelat motor dan KTP sudah tercatat.”
Ia menceritakan pengemudi ojol yang mengikuti program Aceng hanya menerima Rp 5.000. Sementara itu, ia mencoba untuk memesan GoFood dan yang harus dibayarkan oleh konsumen Rp 20 ribu.
Dengan asumsi angka tersebut, ia menduga aplikator mengambil biaya aplikasi 75%. Padahal Keputusan Menteri Perhubungan atau Kepmenhub KP Nomor 1001 Tahun 2022, batas maksimal potongan biaya aplikasi ditetapkan 20%.
Katadata.co.id mengonfirmasi hal tersebut kepada Gojek. Namun belum ada tanggapan.
Mitra pengemudi ojol Grab Wawan juga bercerita mengenai program Slot. Jika bergabung dengan program ini, akun Reguler otomatis non-aktif. Begitu pun sebaliknya.
Dia membandingkan jumlah order di akun Slot dan Reguler. Hasilnya, jumlah pesanan saat ia mengaktifkan akun Reguler, lebih sedikit dibandingkan ketika memakai Slot.
Ia juga membandingkan tarif ojol di akun Reguler miliknya dengan Slot di aplikasi rekannya. Wawan mengetahui bahwa biaya aplikasi yang diambil aplikator lebih dari 50%.
“Konsumen membayar Rp 15 ribu, yang diterima teman saya hanya sekitar Rp 7.000 (berkurang 53,3%),” kata dia kepada Katadata.co.id.
Tantangan lainnya dalam menggunakan akun Slot yakni jarak tempuh pengemudi ojek online berpotensi jauh. Ia mencontohkan driver ojol yang memiliki akun Slot berdomisili di Jakarta Timur, dan ingin beroperasi di dekat rumah.
“Kalau slot di wilayah itu sudah penuh, maka driver ojol tersebut akan ‘dilempar’ ke wilayah lain seperti Bekasi,” ujar Wawan.
Mitra pengemudi ojol lainnya Marhali menyampaikan cara kerja akun Slot di Gojek mirip dengan Grab. “Akun Reguler dibuat ‘anyep’. Pernah sehari hanya menerima Rp 7 ribu (karena tidak memakai Slot),” katanya.
Katadata.co.id mengonfirmasi hal itu kepada Gojek dan Grab. Namun belum ada tanggapan.
Di tengah pengeluaran masyarakat yang meningkat untuk memesan taksi online dan ojek online alias ojol, para pengemudi beberapa kali berunjuk rasa menolak program Aceng dan Slot.