Dugaan Fraud eFishery Bikin Investor Jadi Takut Investasi di Startup Perikanan

Kamila Meilina
5 Februari 2025, 14:53
eFishery,
Katadata/Kamila Meilina
Kantor eFishery di Bandung, Jawa Barat
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Para investor diperkirakan semakin selektif dan berhati-hati dalam berinvestasi ke startup perikanan, karena kasus dugaan kecurangan atau fraud eFishery.

Managing Director OCBC Ventura, Darryl Ratulangi menilai kasus dugaan fraud eFishery berdampak negatif terhadap kepercayaan investor di dalam negeri maupun global, serta menjadi peringatan bagi industri.

“Kasus seperti ini mungkin sudah terjadi berkali-kali di Indonesia, tetapi jarang terungkap. Sekarang investor menjadi lebih sadar dan akan lebih disiplin dalam menilai bisnis yang mereka danai,” kata Darryl dalam acara Investment Outlook 2025 di Jakarta, Rabu (5/2).

Dalam jangka pendek, menurut dia dugaan fraud eFishery akan membuat investasi ke startup perkebunan atau agritech, perikanan alias aquatech, dan pinjol atau fintech peer-to-peer lending berkurang. Alasannya investor lebih berhati-hati. 

“Jadi sementara waktu sektor-sektor yang lebih beresiko seperti aquatech, agritech, atau fintech lemding yang banyak kejadian, pasti akan dihindari sementara waktu,” katanya. 

"Pendiri startup di sektor ini akan kesulitan mencari pendanaan, padahal banyak bisnis yang sebenarnya memiliki model usaha yang baik. Namun karena berada di sektor yang sama, mereka terkena dampak,” Darryl menambahkan.

Kendati demikian, ia melihat besarnya kasus dugaan fraud eFishery bisa menjadi peluang agar para investor lebih disiplin, transparan dan meningkatkan tata kelola portofolio pendanaan.

”Mungkin ini wake up call, apakah sebenarnya ada lagi yang lebih besar, adakah pemain lain yang sebenarnya melakukan yang sama,” ujarnya. 

Pada 2023, Bank OCBC NISP menjadi salah satu pemberi pinjaman kepada eFishery melalui skema pinjaman bilateral Rp 250 miliar untuk mendukung modal kerja, pertumbuhan penjualan dalam negeri, dan ekspor. 

OCBC juga bekerja sama dengan eFishery pada 2022 untuk penyaluran pembiayaan kepada pembudidaya melalui program KTA Cashbiz OCBC NISP yang terintegrasi dengan layanan Kabayan eFishery.

Isu fraud eFishery awalnya dilaporkan oleh DealStreetAsia pada 15 Desember 2024. Setelah itu, startup perikanan ini membebastugaskan sementara jabatan Gibran Huzaifah sebagai CEO dan Chief Product Officer Chrisna Aditya.

Startup jumbo itu menunjuk Adhy Wibisono sebagai CEO interim menggantikan Gibran Huzaifah. Sementara itu, Albertus Sasmitra ditunjuk sebagai CFO interim eFishery menggantikan Adhy. 

Laporan FTI Consulting mengenai hasil investigasi awal yang bocor menunjukkan manajemen eFishery diduga menggelembungkan dana perusahaan US$ 600 juta atau Rp 9,8 triliun (kurs Rp 16.331 per US$) selama Januari - September 2024.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...