WhatsApp Diretas, Aktivis Ravio Justru Dikabarkan Ditangkap Polisi
Akun WhatsApp Peneliti kebijakan publik dan pegiat demokrasi Ravio Patra diretas dan digunakan untuk menyebarkan pesan provokasi. Ravio pun dikabarkan telah ditangkap kepolisian.
Peretasan itu diketahui setelah pesan Direktur Eksekutif Safenet Damar Juniarto beredar di media sosial. Damar pun membenarkan bahwa pesan itu dibuat oleh dirinya. “Untuk jaringan aktivis, supaya waspada,” katanya kepada Katadata.co.id, Kamis (23/4).
Damar menjelaskan, Ravio Patra melaporkan kalau akun WhatsApp-nya diretas pada sekitar Pukul 14.00, kemarin (22/4). Ravio mencoba untuk menghidupkan kembali aplikasinya namun muncul peringatan “Anda telah mendaftarkan nomor Anda di ponsel lain.”
(Baca: Penipuan Lewat Aplikasi hingga Kode OTP Diprediksi Marak Tahun Ini)
Katadata.co.id juga sudah menghubungi WhatsApp terkait pembobolan akun tersebut dan upaya untuk mengantisipasi kejadian serupa . Hanya, perusahaan belum memberikan tanggapan hingga berita ini diturunkan.
Dalam pesan untuk aktivis yang beredar di media sosial itu, Damar bercerita bahwa Ravio mengecek pesan SMS di ponselnya, dan benar ada permintaan mengirim kode One Time Password (OTP). Damar pun meminta Ravio untuk segera melaporkan hal itu ke pengembang WhatsApp.
Head of Security Whatsapp menyampaikan bahwa memang terbukti ada pembobolan akun. (Baca: Keamanan Diragukan, Pengguna WhatsApp Justru Tembus 2 Miliar)
Pelaku mengakali nomor pengguna untuk bisa mengambil alih WhatsApp yang sebelumnya didaftarkan dengan nomor ponsel Ravio.
“Karena OTP dikirim ke nomer ponsel Ravio, besar kemungkinan pembobol sudah bisa membaca semua pesan masuk lewat nomer itu,” demikian dikutip dari pesan Damar yang beredar di media sosial tersebut.
Setelah dua jam, akun WhatsApp tersebut berhasil dipulihkan. Namun, peretas sudah menyebarkan pesan palsu yang memuat provokasi.
Pesan tersebut bertajuk ‘Krisis sudah saatnya membakar’. Narasinya mengajak pengguna WhatsApp lainnya untuk berkumpul pada 30 April dan turut serta dalam aksi penjarahan nasional serentak. “Semua toko yang ada di dekat kita, bebas dijara,” demikian bunyi pesan yang dikirim oleh peretas.
(Baca: Kominfo Tanggapi Pemblokiran Facebook dan Twitter pada Akun soal Papua)
Damar menilai, motif penyebaran itu untuk menempatkan Ravio seolah-olah sebagai salah satu pembuat kerusuhan. “Saya minta Ravio mengumpulkan dan mendokumentasikan semua bukti, agar kami bisa memeriksa perangkat itu lebih lanjut,” kata Damar melalui pesan untuk para aktivitas tersebut.
Ia melanjutkan bahwa sekitar Pukul 19.14 WIB, Ravio menghubungi dirinya. “Dan Ravio mengatakan, ‘Mas, kata penjaga indekosku, ada yang mencari aku, tapi sudah pergi. Tampangnya seram kata dia’,” demikian dikutip.
Damar pun meminta Ravio untuk mematikan ponsel dan mencabut baterai perangkat, lalu pergi ke rumah aman. “Sudah lebih 12 jam tidak ada kabar. Baru saja saya dapat informasi, Ravio ditangkap semalam oleh intel polisi di depan rumah aman,” demikian dikutip.
(Baca: Kriminalitas Meningkat Selama Pandemi Corona, Sebanyak Apa?)