Google Temukan Browser Safari di Apple Cacat dan Dapat Diretas

Image title
24 Januari 2020, 14:21
Apple, Safari cacat, Google
123RF.com
Google menemukan browser Safari memiliki cacat yang membuat rentan diretas.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Perangkat Apple menggunakan browser Safari sebagai mesin pencarian yang tak tersedia di gadget lain. Belakangan, para  peneliti Google menemukan Safari memiliki cacat yang dapat disalahgunakan para peretas.

Safari memiliki fitur Intelligent Tracking Prevention (ITP) yang memungkinkan para peretas melihat daftar pencarian para penggunanya. Seperti dilansir Bloomberg, para peneliti Google itu mengingatkan Apple melalui sebuah makalahnya yang dirilis Rabu (22/1).

(Baca: iPhone 12 Siap Meluncur Tahun Depan, Desain Mini dengan Sudut Tajam)

Pada awalnya, fitur ITP dibuat oleh Apple untuk melindungi penggunanya dari cookie pelacakan pihak ketiga. Namun, seiring waktu, ITP malah dengan mudah dimanfaatkan peretas untuk mendapatkan data riwayat web pengguna.

"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa mereka (Apple) masih belum memperbaiki masalah ini," ujar Direktur teknik browser Google Chrome Justin di Twitter seperti dilansir Bloomberg pada Kamis (23/1).

Google sebenarnya sudah memberitahukan kerentanan pada Apple sejak Agustus tahun lalu. Apple pun sudah mengklarifikasi dalam postingan di lamannya pada Desember tahun lalu bahwa Apple sudah memperbaiki masalah tersebut.

(Baca: Bos Google dan Microsoft Beda Pendapat soal Pengaturan AI di Eropa)

Apple pertama kali mengenalkan ITP pada 2017. Ini bukan pertama kalinya upaya untuk melindungi privasi malah jadi bumerang sendiri di Safari. Pada 2019, Safari menghapus fitur yang disebut Do Not Track. Fitur itu sebenarnya merupakan upaya agar menghindari pelacakan dan menjaga privasi pada browser, tetapi upaya itu dianggap gagal.

"Kami ingin berterima kasih kepada Google karena mengirimkan kepada kami laporan. Mereka mengeksplorasi kemampuan mendeteksi ketika konten web diperlakukan secara berbeda dengan melacak pencegahan dan hal-hal buruk yang mungkin terjadi dengan deteksi tersebut," ujar Insinyur WebKit Apple yang bertugas di belakang ITP, John Wilander seperti dilansir CNET pada Kamis (23/1).

Google Chrome, web browser dari Google dan Safari dari Apple adalah dua dari web browser paling populer saat ini. Meskipun Chrome digunakan oleh lebih banyak orang secara keseluruhan tetapi Safari mendominasi pengguna di iPhone. Apple telah menggembar-gemborkan fitur privasi Safari untuk membujuk lebih banyak konsumen menggunakannya.

(Baca: Google Akan Luncurkan Dasbor untuk Batasi Pelacakan Online)

Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...